Subscribe:

Selasa, 14 Januari 2014

Lebih Baik tak Melihat Sebab Akan Terus Terbayang

Terkadang, ada beberapa hal yang lebih baik kita hindari karena dengan melihatnya justru akan mengacaukan kinerja pikiran. Meskipun hanya sekali atau sekilas, butuh waktu yang cukup lama untuk menghapuskannya dari memori otak. Untuk hal-hal yang bersifat kurang positif dan memilki karakter seperti ini, aku memilih untuk tidak melihat atau menghindar saja, mencari aman lebih tepatnya. Tak apalah aku dijuluki ‘si penakut’, ‘cupu’ atau panggilan lainnya oleh rekan-rekanku yang menganggap sikapku ini berlebihan. Aku tak peduli, lebih tepatnya aku berusaha tak peduli, sebab jika aku memaksakan maka hal-hal itu akan terus terbanyang dan mengganggu aktivitasku.
            Aku sangat anti menonton film-film sadis seperti pembunuhan, psikopat atau film seram seperti film hantu dan monster-monster yang menakutkan. Bagiku, film-film seperti itu dapat membawa dampak negatif dalam kehidupanku. Aku takut saja, apabila aku menonton film-film sadis yang menceritakan pembunuhan oleh psikopat, aku akan meniru cara-cara yang dilakukan oleh psikopat dalam film tersebut. Bisa saja bukan? Sebab pada dasarnya, manusia merupakan makhluk peniru. Bisa saja aku melakukan hal-hal tak terduga karena terinspirasi dari film yang aku tonton. Aku tidak ingin menjadi peniru hal-hal yang dilakukan psikopat dalam film tersebut. Berlebihan? Mungkin ia, rekan-rekanku sering berseloroh bahwa aku berlebihan. Tapi aku tetap saja tak mau terpengaruh, bagiku lebih baik mencegah daripada kadung terjadi -haha-.

Kamis, 02 Januari 2014

Dekat, Namun Sering Tak Terlihat

Pernah tidak, suatu ketika kau benar-benar menginginkan sesuatu dan sangat ingin memilkinya sesegera mungkin? Aku sering. Apa yang biasanya kau lakukan jika perasaan itu datang? Tentu kau akan berusaha mencari dan mendapatkan seseuatu yang kau inginkan tadi. Biasanya pencarian akan dilakukan ke tempat-tempat yang menurut kau strategis. Tak peduli jarak tempuh yang jauh maupun menghabiskan waktu yang lama asalkan sesuatu yang diinginkan tersebut dapat kau miliki. Tapi terkadang ada yang kau lupakan. Apa itu?
            Ya, terkadang kau lupa bahwa sesuatu yang kau inginkan tersebut mungkin ada di sekitarmu, bahkan di dekatmu. Terkadang kau terlalu fokus pada sesuatu yang jauh di sana. Padahal, di sini sesuatu yang kau inginkan itu ada di dekatmu. Sederhananya sih, yang jauh menjadi dekat, yang dekat menjadi jauh. Bahkan, terkadang ketika kau sudah berlelah-lelah mengeluarkan segenap tenagamu untuk meraih yang jauh itu dan tak kau dapatkan. Barulah kau sadar bahwa yang di dekatmu ada sesuatu yang kau inginkan itu dan bisa kau dapatkan dengan mudah.
            Mungkin jika ditelaah lebih rinci, kita sering mengalami hal sejenis di atas dalam kehidupan kita, bahkan dalam keseharian kita. Seperti yang aku alami beberapa hari yang lalu. Suatu ketika, aku mendapatkan berita bahwa salah satu temanku akan mengajak kami (aku dan beberapa teman lainnya) makan bersama dan ditraktir. Tentu kami tidak menolak dengan ajakan ini. setelah semua siap dengan kendaraan masing-masing, akhirnya kami memutuskan untuk makan di rumah makan yang jaraknya lumayan jauh dari kampus. Awalnya aku sempat berpikir, kenapa tidak di sekitar sini aja makannya, kan banyak tempat makan.

Minggu, 29 Desember 2013

DUTA

Setelah dipikir-pikir, ternyata setiap dari kita adalah seorang Duta. Menjadi  apapun kita, dalam profesi maupun kedudukan apapun. Baik yang kecil maupun yang tinggi sekalipun. Kita sebagai Duta memilki peran yang amat sangat penting, sebab baik buruknya pandangan masyarakat terhadap suatu profesi atau kedudukan sangat bergantung pada sikap dan pembawaan kita sebagai Duta. Jika Duta bersikap baik, maka profesi dan kedudukan tersebut akan mendapatkan label baik, begitu pula sebaliknya. Analoginya sederhananya akan aku gambarkan dalam beberapa penjelasan selanjutnya.
            Seorang pengemis merupakan duta bagi pengemis yang lain. Akhir-akhir ini santer sekali berita tentang pengemis kaya yang menjadikan mengemis sebagai profesi, bukan karena suatu keterpaksaan. Bahkan, ada sebuah media yang mengkalkulasi bahwa pendapatan pengemis hampir mencapai 9 juta per bulan -sangat menakjubkan-. Adapula media yang mengabadikan foto pengemis kaya yang berpose di depan mobil pribadinya. Akibat tingkah pola sang pengemis yang satu ini, banyak sekali orang yang geram dan tidak percaya lagi pada para pengemis. Padahal bisa saja ada orang yang mengemis karena benar-benar butuh dan terpaksa, namun karena perbuatan pengemis lain yang telah banyak menipu, sehingga para pengemis lain yang jujur dan benar-benar butuh ini menjadi terdzolimi karena perbuatan pengemis lainnya yang tidak jujur. Bahkan, aku pun semakin enggan bersedekah pada para pengemis karena kepercayaanku pada mereka telah semakin pupus. Penyebab hal ini tidak lain karena beberapa orang pengemis tidak bertanggung jawab, padahal ia merupakan Duta bagi para pengemis lainnya.
            Tak hanya pengemis yang mendapatkan label negatif akibat perbuatan duta-dutanya. Di negeriku ini, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) juga semakin luntur. Sebab, sangat sering masyarakat melihat di berbagai media bahwa para anggota DPR ini tidak menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Seakan-akan para anggota DPR ini hanya banyak berceloteh dan kurang memperjuangkan kepentingan rakayat, tidak sesuai dengan namanya. Beberapa dari anggora DPR terlibat kasus Korupsi, Skandal, bahkan tindakan asusila. Padahal tidak semua anggota DPR seperti itu, adapula anggota DPR yang benar-benar bekerja sepenuh hati untuk meperjuangkan nasib rakyat. Namun, karena perbuatan sebagian yang lain, semua anggota DPR mendapatkan label yang negatif dari masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian Duta berbuat negatif, sehingga yang lainnya menjadi korban.

Rabu, 25 Desember 2013

Memperbaiki Target

Target, setiap orang memilki target yang berbeda-beda dalam hidupnya. Target inilah yang terkadang menjadi motivasi tersendiri yang membuat seseorang bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan menuju target yang diharapkan. Target jangka panjang dapat diartikan sebagai cita-cita, target jangka panjang ini terkadang berubah- ubah sesuai jamannya. Jika ada target jangka panjang, maka pasti ada target jangka pendek. Aku tak tau, sebenarnya indikator panjang dan pendek di sini berdasarkan berapa lama, 5 tahun, 10 tahun atau bahkan lebih?.
            Berbicara tentang target memang tidak ada bosannya. Saat ini, aku tidak ingin membahas tentang target jangka panjang yang katanya masih jauh dan lama (katanya). Aku hanya ingin mengingat kembali tentang target dalam kegiatanku selama ini. Sebagai seorang mahasiswa, ada satu kegiatan yang rutin aku lakukan, yakni Belajar. Belajar memang aku lakukan setiap hari, tetapi frekuensinya akan semakin sering ketika ujian akan berlangsung. Ada satu hal unik yang berbeda di departemenku dengan departemen lain. Setelah ujian berlangsung, biasanya satu atau dua minggu kemudian, nilai-nilai hasil ujian akan dipampang di mading masing-masing departemen. Tapi, hal tersebut tidak terjadi di departemenku, jangan berharap nilai akan dipampang di mading kecuali nilai-nilai yang bersifat interdept (interdepartemen) karena biasanya pihak departemen akan langsung mengeluarkan huruf mutu di krs setelah ujian akhir.
            Sebenarnya aku tidak suka dengan sistem seperti ini. Merasa tidak adil saja. Karena menurutku, nilai merupakan hak kami. Kami sebagai mahasiswa memilki hak untuk mengetahui berapa nilai ujian kami agar untuk ujian selanjutnya kami memilki target supaya nilai kami menjadi lebih baik lagi. Selain itu, lagsung mengeluarkan huruf mutu di krs setelah ujian akhir juga kurang adil karena kami akan mengalami kesulitan ketika ingin complain apabila nilai yang terpampang tidak sesuai ekspektasi. Awalnya aku sempat ingin protes kepada pihak departemen, tapi saat aku akan masuk ke sekret departemen, ada seorang kakak kelas yang mengingatkanku bahwa sistem ini memang sudah dari dulu, jadi percuma saja meminta nilai dipampang, tetap tidak akan bisa.