Subscribe:

Minggu, 30 Desember 2012

Sertai kata-kata yang baik

Percakapan antara Aku dan Dewi (X) dengan seorang Bapak (Y)

Y: “kalian jualan ini buat acara apa?”

X: “ini pak, kami mau menggalang dana untuk acara sosialisasi IPB ke daerah-daerah…”

Y: “emangnya IPB ga terkenal?”

X: “terkenal sih pak, tapi di daerah kami, IPB masih belum diminati”

Y: “kalian dari mana?”

X: “kami dari Madura pak, tepatnya Pamekasan”

Y: “ngapain kamu sosialisasi IPB ke Madura? Emangnya IPB ga bagus?”

X: “IPB bagus pak, tapi orang Madura itu belum banyak yang berminat kuliah di IPB, makanya kami ingin memperkenalkan pada pelajar di sana kalau IPB itu bagus, dan ingin menjelaskan kepada mereka tentang pertanian secara luas, karena pada umumnya pandangan mereka terhadap pertanian masih sempit”

Y: “emang sih,,, orang Madura tuh pikirannya sempit-sempit”

APA??? Asal banget ni bapak ngomongnya. Aku mulai emosi, tekanan darah sudah mulai meninggi, napas mulai naik turun. Untun aja ada Dewi yang masih bertahan dengan senyum cerianya menghadapi bapak yang satu ini

Sabtu, 29 Desember 2012

Danus Itu…



“Permisi Ibu/Bapak… kami mahasiswa IPB mau menawarkan Brownis (BrownCo) untuk penggalangan dana acara sosialisasi IPB ke daerah-daerah…”

            Kalimat itulah yang sering kami ucapkan beberapa hari ini. Yup, aku dan teman-teman GASISMA (Keluarga Mahasiswa Madura) sedang memanfaatkan liburan panjang ini untuk danus -dana usaha- dimana dananya nanti akan kami gunakan untuk acara PSG (Pekan Sosialisasi Gasisma) IPB fair di Madura. Acara ini berupa seminar sosialisasi IPB yang bertujuan untuk memberikan motivasi kepada para pelajar SMA di Madura untuk melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi.

Kenapa harus sosialisasi? karena kami tau bahwa pelajar dari Madura banyak yang memilki potensi untuk dikembangkan, terbukti dari prestasi anak-anak Madura yang tak hanya sebatas lingkup nasional, tetapi sudah dalam lingkup Internasional. Misalnya, Andi Oktavian Latief (calon Doktor termuda Indonesia), ketua Mahkamah Konstitusi saat ini Mahfud MD, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun, kendala yang dihadapi pelajar Madura adalah terkait pada informasi dan sosialisasi. oleh karena itu, kami ingin mengadakan acara tersebut agar jumlah pelajar Madura yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi semakin banyak.

            Oke kembali lagi pada danus. Kami sudah tiga kali melakukan danus yakni ke perumhan Cimanggu, dan dua kali ke perumahan Yasmin. Tiap kali danus, kami membawa 30 brownis, dan tiap kali danus tersebut kami mendapatkan keuntungan rata-rata 800-900 ribu , lumayan bukan?. Sehingga selama kami danus 3 kali ini, saldo kami telah mencapai 2juta lebih. Alhamdulillah…

            Jika memandang keuntungannya, mungkin terasa sangat gampang dan menggiurkan. Tapi, untuk mendapatkan itu semua tentu dibutuhkan perjuangan. Kami mendatangi rumah demi rumah (door to door) dengan mengucapkan kalimat di atas. Respon yang kami dapatkan bermacam-macam, ada yang langsung membeli, ada pula yang langsung menolak kami mentah-mentah padahal kami belum mengeluarkan sepatah kalimatpun -sabar…hidup adalah perjuangan-, bahkan ada pula yang menghina kami, tepatnya aku dan adek kelasku. Sehingga aku merasa terhina dan sakit hati meskipun orang tersebut membeli brownis kami (ini akan aku ceritakan nati).

Kamis, 27 Desember 2012

Salah Satu Bentuk Main-Main


 "Menurutku Ga ada bedanya punya pacar atau tidak, karena pacaran itu adalah salah satu bentu main-main. Kalau mereka memang serius, mereka ga mungkin melakukan perbuatan yang namanya pacaran. Jadi, seseorang yang sudah punya pacar di sana lalu mau pacaran lagi di sini, itu sama saja. Sama-sama bentuk main-main karena dalam pacaran itu tidak ada ikatan apapun yang sah.”
           
          Kata-kata dari adek kelasku ini masih terus terngiang-ngiang dalam pikiranku sampai saat ini. Mutlak benar, pacaran memang salah satu bentuk perbuatan main-main dimana dalam prosesnya banyak dikendalikan oleh syaitan yang terkutuk. Mereka memang selalu akan menggoda manusia untuk melakukan perbuatan yang dilarang agama.
          
aku heran deh kalo orang pacaran itu dinasehati, mereka mesti bilang kami ga ngelakuin apa-apalah, kami pacaran serisulah, bahkan parahnya lagi malah bilang pacaran islami.  mana ada pacaran yang serius? Kalau memang serius, ya sudah menikah saja. Belum siap? Ya sudah ga usah pacaran. Bukannya di al-qur’an dan Hadist sudah jelas dinyatakan jauhilah zina dan segala penyebabnya. Kalau belum siap menikah, puasa saja. Pacaran ga ngapa-ngapain atau pacaran islami? Geram sekali mendengar orang menyandingkan kata islam dengan perbuatan yang tidak islami. Kalau istilah pacaran islami ini dibiarkan, maka akan muncul istilah-istilah dosa lainnya yang disandingkan dengan nama islam, seperti mabuk islami, judi islami, bahkan zina islami. Kamu mau seperti itu?

           Itu adalah nasehat yang diberikan oleh seseorang untuk seseorang. Jika aku menjadi orang yang dinasehati seperti itu, aku tentu akan sangat merasa malu, malu pada orang tersebut, malu pada teman-teman, dan pastinya malu pada Allah. Kenapa begitu susahnya meninggalkan perbuatan yang dilarang Allah, pada itu semua untuk kebaikan kita sendiri. Berapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, bahkan banyak hal yang telah Allah berikan kepada kita tanpa kita pinta dari-Nya. Kita mungkin tidak pernah meminta kepada Allah untuk dilahirkan dari keluarga yang baik. Tapi, Allah memberikannya bukan?. Lalu, Kita mungkin tidak pernah meminta untuk dijadikan anak yang soleh tau solehah, tapi Allah memberikan-Nya bukan? Masih banyak lagi nikmat yang Allah berikan tanpa kita pinta. Tapi, kenapa tak bisa meninggalkan perbuatan yang dilarang-Nya?

Jumat, 14 Desember 2012

Awalnya dan Ternyata


Awalnya...ku kira kita telah terlampau jauh
Ternyata ...kita masih dekat, bahkan semakin dekat
Aku senang menyadarinya

Awalnya...ku kira kau menutup diri
Ternyata...kau sangat terbuka, bahkan sangat terbuka
Aku senang mengetahuinya

Awalnya...ku kira kau pemilih
Ternyata...kau menerima apa adanya, bahkan sangat menerima
Aku senang melihatnya

Awalnya...ku kira kau  tak bersahabat
Ternyata...kau sangat bersahabat, bahkan sekarang kita menjadi sahabat
Aku senang merasakannya

Terkadang kau, aku dan kita sering terjebak pada persepsi pikiran kita masing-masing. Bahkan terkadang kita sering tidak berkembang karenanya. Awalnya mengira ini...ternyata yang benar itu. Awalnya merasa begini...ternyata yang benar begitu. Awalnya berpikiran kesana...ternyata yang benar kesitu. Selanjutnya, marilah kita belajar untuk tidak selalu terjebak pada ini semua, melihat lebih objektif, melihat lebih luas, dan melihat lebih dewasa karena inilah waktunya... telah tiba padaku, padamu, dan pada kita semua.

Kamis, 13 Desember 2012

Sederhana


Seorang kakek tua renta dan buta datang kepada Rasulullah Muhammad SAW dan mendaftarkan diri untuk berperang berperang bersama para sahabat dan Rasulullah. Lalu Rasulullah berkata:

“Wahai Bapak tua, sesungguhnya kau telah sampai pada masa uzurmu. Kau tidak perlu ikut pada peperangan ini. Kau sudah tidak wajib berperang”

            Menurutku, sangat masuk akal ketika Rasulullah mengatakan hal demikian. Karena secara fisik bapak tersebut sudah sangat tua ditambah pula dalam keadaan buta. Sehingga secara akal dapat dipastikan bapak tersebut tidak akan mampu untuk melawan musuh di medan perang.

Mendengar kalimat Rasulullah tersebut, sang bapak tua tidak serta merta menurut dan pulang, beliau lalu berkata pada Rasulullah:

“Ya Rasulullah…izinkanlah aku ikut berperang, aku hanya ingin menjadi sebuah titik di antara pasukan kaum muslimin… sehingga dapat menggentarkan para musuh”

Subhanallah…betapa seserhana cita-cita bapak tersebut, dia tidak memilki cita-cita yang muluk-muluk seperti ingin membunuh musuh sebanyak-banyaknya, dia tidak pula berkeinginan untuk memenggal kepala panglima perang dari musuh. Tapi, dia hanya ingin menjadi sebuah titik. Ya, sebuah titik yang dapat menggentarkan musuh kaum muslimin. Kenapa? Karena ketika di padang pasir  para pasukan hanya terlihat seperti titik-titik. Oleh karena itu, bapak tua ini ingin menambah sebuah titik dari pasukan kaum muslimin sehingga ketika di padang pasir, titik-titik pasukan muslimin akan terlihat semakin banyak dan tentu hal ini dapat menggentarkan musuh karena pasukan kaum muslimin terlihat banyak. Sederhana bukan? Hanya sebuah titik. Tapi bapak tersebut tidak pernah merasa dirinya tidak berarti meskipun dia hanya berupa satu titik.

Selasa, 11 Desember 2012

Ngasih Hadiah = Dapet Hadiah


Kemarin aku membeli beberapa barang. salah satunya adalah 2 buku dengan judul yang berbeda. satu buku adalah “Chairul Tanjung si Anak Singkong” buku ini aku beli karena penasaran banget pengen tau isinya soalnya di TV sering ditayangin gitu –ya ia..lah, wong Chairul Tanjung yang puya Trans Corps- selain itu, kayaknya buku ini memang bagus untuk dibaca agar memberikan motivasi kepada anak muda khususnya aku, agar terus berusaha pantang menyerah meraih keberhasilan dari manapun asal kita. Benar saja, isi bukunya bagus banget… tapi, aku agak menyesal karena buku yang aku beli itu bukan buku aslinya, melainkan buku bajakan. Jadi, harganya murah gitu soalnya kertasnya juga kertas buram. Maafkan ya bapak….
            Nah, buku yang kedua berbeda dengan buku yang pertama. Buku tersebut aku beli di sebuah took buku resmi, jadi InsyaAllah ini bukan buku bajakan. Aku sengaja membeli buku ini untuk temanku (Shodiqoti) karena dia berulang tahun beberapa hari yang lalu. Sebenarnya agak telat sih kalo dibilang sebagai hadiah ulang tahun karena ulang tahunnya sudah berlalu cukup lama. tapi, taka pa lah… semoga dia suka -amin-. Jujur aja, aku tidak tau buku yang aku beli ini bagus atau tidak, karena aku memang tergolong orang yang jarang beli dan baca buku -oops- sehingga aku cukup lama mencari-cari buku yang cocok untuk temanku ini.
Setelah agak lama mencari, tiba-tiba ada buku yang menarik perhatianku yang judulnya “Keakhwatan”. wah,,,kayaknya bagus nih…aku semakin yakin kalo buku itu bagus karena buku ini berseri, yang aku lihat sampai seri ke-4, ditambah lagi, semuanya ada cap best seller. hm,,,sepertinya bagus…lagipula, temanku yang satu ini sangat interested pada bidang yang terkait tentang keputrian, kewanitaan, dan anak-anak gitu. jadi InsyaAllah buku ini dapat menambah wawasanya.

Senin, 26 November 2012

it's my turn

after i read my friend's writing in his blog, i am inspired to write my blog in english (thanks for inspiring me). recently, i was so grateful because Allah gave me some opportunity to get some experience in learning something (education and religion). usually, i always feel underestimate myself to do something because i think there are many others that can do that beside me.  
consequently... i can't increase my ability whereas other people outside there have developed theirself. and you know what am i doing? i'll blame myself and envy to others -what a bad habit-. but now, i don't want to make it survive for long time in my character. i'll try to throw it away from me and i'll exchange it with a good habit. 
i want to focus on my good activity, don't think much about other people opinion -bad apinion- and try to give the best for others. It's my turn guys... :)

Kamis, 22 November 2012

Teman Unik


Hmmm…ga tau kenapa nih, tiba-tiba pengen cerita tentang salah satu teman satu Departemenku (Ilmu Ekonomi) yang akhir-akhir ini aku kagumi pemikirannya. Selain kagum, aku juga sering terinspirasi dengan pola pikirnya yang menurutku beda dengan orang pada umumnya. Kenapa beda? Karena menurutku jarang banget anak muda seumuran kami yang memilki pemikiran seperti dia, pokoknya pikiran orang ini ekonomi baget daah (maaf, jika agak berlebihan :D).
Salah satu contohnya nih, kita sebagai seorang mahasiswa yang umumnya memilki uang bulanan pas-pasan biasanya akan melakukan tindakan menghemat anggaran konsumsi (karena biasanya % pengeluaran ini yang paling besar) jika kita memilki keinginan untuk membeli sesuatu diluar anggaran rutin. Maka, tak jarang ada yang menurunkan kualitas makanan sehingga makanan yang dikonsumsi lebih murah. Bahkan, ada pula yang lebih ekstrim melakukan penghematan dengan cara mengurangi rutinitas makan yang awalnya 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari. Menanggapi tindakan-tindakan penghematan yang sering dilakukan mahasiwa tersebut, temanku yang satu ini langsung berceloteh:

kalau saya menginginkan sesuatu, saya tidak mau mengurangi tingkat konsumsi saya. Tapi saya akan berusaha mencari penghasilan agar keinginan saya tersebut tercapai. Mengurangi konsumsi itu hanya akan menyiksa diri.

            Mendengar pernyataannya tersebut, ~tingg…. Aku langsung sadar, bener juga ya. Kenapa aku tidak berpikir seperti itu juga? Memang, selama ini aku kadang suka melakukan hal yang tidak berbeda dengan apa yang dilakukan mahasiswa pada umumnya tersebut. Aku tidak berpikir untuk mencari jalan keluar yang lebih kreatif seperti temanku ini. So, berpikir lebih kreatif ke depannya ya :)terimakasih telah menginspirasiku kawan… 

*jika ada yang menganggap itu pemikiran biasa, tapi bagiku itu tetap pemikiran yang luar biasa. karena aku tak sampai berpikiran seperti itu. hehehe

Kamis, 15 November 2012

Semoga Dikuatkan


Rasulullah bersabda:
“kejarlah akhiratmu seakan-akan kau akan mati besok, dan kejarlah duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya”

            Ingat mati, itulah yang kadang terlupakan dalam keseharianku. Selalu merasa bahwa aku akan bisa membuka kedua mataku di esok hari. Sehingga apa yang aku prioritaskan seolah-olah hanya dunia semata. Padahal, bukankah setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian? Dan yang tau kapan kita akan mati hanyalah yang Maha tahu, yaitu Allah SWT.
            Allah mengingatkanku tentang mati melalui kejadian yang aku alami hari ini. Pagi ini aku memilki agenda jalan-jalan bersama anak-anak GASISMA (Keluarga Mahasiswa Madura) ke Kebun Raya Bogor (KRB). agenda ini kami lakukan untuk mengajak adek-adek mahasiswa baru untuk refreshing setelah ujian. Aku dan beberapa temanku berencana berangkat agak telat ke KRB karena kami masih ingin sarapan dulu.
            Ketika kami tiba di sana, salah satu temanaku mengatakan bahwa salah satu adek omda kami (namanya Ismi) mendapat musibah. Kami pun langsung kaget, musibah apa??? Temanku langsung bercerita bahwa adek laki-laki Ismi meninggal dunia karena kecelakaan (innalillahi wa inna ilaihi rojiuun). Aku dan teman-temanku langsung pergi menghampiri Ismi. Di sana, aku melihat Ismi menangis sedih dikerumuni teman-teman lain yang berusaha menguatkannya.

Senin, 29 Oktober 2012

Terkabul Melalui Berbagai Cara, So Take a Note


Hmm…besok ujian BLK (Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya), bosen baca slide terus –hehehe,,,males baca buku- jadi refreshing bentar dulu ah, nulis-nulis sesuatu. Apalagi slidenya pake B.inggris, jadi perlu bolak balik buka kamus bikin capek juga.
            Tidur-tiduran di kamar tiba-tiba ngelirik sesuatu yang tertempel di dinding kamar. 100 daftar impian Pradila Maulia yang aku buat sejak zaman TPB dan Alhamdulillah masih ada sampe sekarang. 100 impian tersebut aku buat ketika dulu dapet motivation training dari ust.Aris dan ngeliat video dari kak Danang gitu, jadi pengen buat –siapa tau bisa mengikuti jejak kesuksesan beliau, amin-. Lalu aku buat semua keinginan dan impian yang ingin aku capai waktu itu, dari yang terkecil hingga yang untuk masa depan banget. Target nikah? Ada juga –hehe, meskipun aku ubah tahunnya karena merasa terlalu cepat :D- totalnya ada 105 impian.
            Dulu ketika di Asrama TPB tepatnya di A1 kamar 127 lorong 10 –masih inget ternyata- aku menempel 105 daftar impianku di dinding dekat tempat tidur. Kebetulan tempat tidurku di ranjang atas jadi ketika aku tempel lumayan terlihat oleh orang-orang yang ada di bawah. Di salah satu daftar impianku ada beberapa impian yang aku tulis ngasal biar bisa nyampe 100 impian bahkan lebih. Nah… salah satu impian yang aku tulis adalah “Ingin Punya Baju tidur Baru” ecek-ecek banget ga sih impianku yang satu ini? -___-‘’

Kamis, 25 Oktober 2012

Sudah 3 Kali Idul Adha di Sini



Hari ini Alhamdulillah aku dan beberapa teman-teman kosan menjalankan puasa sunnah Arafah. Meskipun, niat puasaku bukan untuk puasa arafah. Tapi, buat ganti puasa bulan Ramadhan –hehe…hutangku masih tinggal 5 lagi- so, karena masih ada kewajiban yang belum ditunaikan, maka laksanakan yang wajib dulu, baru yang sunnah –betul?-. setelah aku dan teman2 berbuka puasa tiba-tiba terdengar suara sayup-sayup yang sangat menggetarkan hati.

“Allahu akbar3x…. Laa..ilaaha illallahu wallahu akbar…Allahu akbar wa lillahilham…”

Teman se-kosanku langsung berteriak “Huaaaa...takbir…” ada pula yang langsung menagis karena tidak bisa pulang ke kampong halaman dan merayakan idul Adha bersama keluarga. Aku sendiri? Tak tau kenapa, hatiku sempat merasa Nyessss…. Ada cipratan rasa sedih dan terharu mendengar suara takbir dari satu masjid yang tak jauh dari kosan. Tiba-tiba pikiranku terbayang ketika mendengar takbiran di rumah bersama keluarga. Yah, meskipun disini suasananya beda, kalau di rumah suara takbir sangat ramai bersaut-sautan karena rumahku di kelilingi masjid dari seluruh arah mata angin, jadi kerasaaa…bangeeet kalo lebaran. Ada rasa senang, tapi rasa senang yang berbeda dari rasa senang yang lain, senang tapi terharu, senang tapi sedih, senang tapi….banyak deh rasanya, campur aduk jadi satu.
Ini adalah idul Adha kali ketiga aku rayakan di tanah rantau, yup di Bogor. Tepatnya di Institut Pertanian Bogor (IPB) –pikiran langsung kebayang lagu dangdut…bang toyib…bang toyib… mengapa tak pulang-pulang…hahaha- yah,,,mirip dikit lah sama bang toyib, bedanya bang toyib cari nafkah untuk keluarga, aku cari ilmu untuk masa depan lebih baik -aseekk-. Meskipun udah kali ketiga, tetap saja ada rasa yang berbeda ketika mendengar takbir di tanah rantau –buat kalian yang anak rantau, ngerti kan???-.

Rabu, 17 Oktober 2012

BERJAYA DI KANDANG SENDIRI


Hari ini seperti biasa adalah pergantian mata kuliah dari ekonomi Pembangunan II ke Ekonometrika I. ada jeda sekitar 1 jam, jadi aku putuskan untuk makan siang di sebuah kantin di kampus yakni kantin SAPTA. Aku suka sekali suasana kantin ini, yah meskipun aku tidak terlalu suka makanannya sih -hee- aku suka suasananya yang rame, apalagi kalau sedang jam makan siang wuih,,,bener-bener rame dah pokoknya :D. Biasanya, aku suka sendirian makan di kantin ini, suasananya jadi gmanaaa,,,gitu ketika aku sendiri di tempat yang sangat rame –berasa bebas-.
Oke, langsung aja deh ke inti ceritaku. Ketika melihat judul di atas, mungkin orang-orang akan menilai tulisanku ini terkesan angkuh dan sombong. Sok banget, bilang Berjaya di kandang sendiri. Bukan itu sih tujuannya, aku menulis ini karena aku ingin bercerita tentang pengalamanku beberapa waktu yang lalu. Jadi gini ceritanya, beberapa waktu yang lalu aku dan adikku serta sepupuku yang bernama Nuri berdiskusi tentang sebuah berita yang sedang menyebar di internet tentang seorang ahli genetika dari Einstein College yang merupakan pembesar Yahudi yang masuk islam karena beliau meneliti tentang keistimewaan masa iddah dalam islam. kami bertiga sangat tertarik membahas topik ini, sampai akhirnya aku mengajukan usul untuk membuat karya tulis ilmiah al-Quran tentang topik tersebut.
Dita dan Nuri langsung setuju mendengar usulku, dan kebetulan di LDF FMIPA IPB sedang berlangsung kompetisi tersebut, cocok banget. Makanya kami memutuskan untuk langsung menulis dan mengirimkan karya kami. Bukan mahasiswa Indonesia namanya jika tidak mengerjakan tugas mepet deadline. Nah, begitu juga kami, di hari terakhir kami baru baru kerepotan mencari dosen pembimbing dan ngprint sana sini agar karya tulis dapat terkumpul tepat waktu. Untungnya, ada dosen PAI (Pendidikan Agama Islam) kami yang mau berbaik hati menjadi dosen pembimbing kami, beliau memberikan masukan dan nasehat-nasehat yang sangat bermanfaat untuk kami. Terimaksih banyak Ustadzah Neneng J.

Senin, 24 September 2012

Suaraku?

Sebenarnya, jam segini (11:41 Pm) seharusnya aku harus sudah tidur karena besok harus bangun pagi-pagi untuk memesan konsumsi buat P4IPB (Pelatihan Pembuatan Proposal PKM IPB). tapi, ga tau kenapa mata ini males banget yang mau merem. jadi, daripada bingung mau ngapain nulis aja yuk,,,yuk,,, :D

ketika aku kecil dulu, orang-orang memang selalu mengatakan bahwa suaraku lebih kecil daripada suara adekku, katanya suaraku tuh mirip mbah buyutku. mereka biasanya dapat membedakan aku dan adekku dengan cara mengenali suara kami. suraku kecil, sedangkan dita bersuara besar. aku dulu tidak terlalu peduli dengan comment orang-orang tentang suaraku. cuek aja kali...justru yang bagus menurutku adalah suaraku, karena menurutku umumnya suara wanita itu kecil, merdu, dan halus -hehehe-.

Namun, ketika aku sudah kuliah seperti saat ini, aku menemukan kejanggalan dengan suaraku. janggal? yah benar, menurutku sih janggal. ga tau kenapa ketika aku ngomong atau memberikan pendapatku di kelas, secara tiba-tiba suaraku menjadi seperti suara orang yang sedang tercekik (kata temenku sih kayak kucing kecekik :(...). padahal, awalnya biasa aja, eh di tengah-tengah kalimat yang aku ucapkan tiba-tiba suaraku akan mengecil. bukan hanya itu, ketika sedang rapat misalnya, saat aku harus menyampaikan sesuatu, teman-teman akan menyuruhku untuk membesarkan volume suaraku, padahal aku merasa suaraku udah keras. tapi, mereka tetap saja merasa kurang jelas. apa mungkin suaraku tertahan di leher ya?

Hm,,,,anehnya lagi, suraku akan semakin sulit aku keluarkan ketika suasana ramai. semakin ramai suasana, maka suaraku akan semakin sulit untuk keluar.ckckck,,, ga tau kenapa ya, leherku tuh rasanya sakit kalau berbicara terus. pernah suatu ketika aku ngobrol dengan temanku yang baru aja selesai operasi jantung. temanku yang satu ini, mengalami pengecilan suara pasca operasi jantung. aku merasa sangat penasaran bagaimana dia bisa tahu bahwa jantungnya mengalami gangguan. kemudian dia menjawab bahwa awalnya dia tidak merasakan keanehan apapun, tapi lama-kelamaan dia merasa ada yang aneh di lehernya ketika dia berbicara. dia bilang, dia merasa sakit ketika berbicara dan merasa kesulitan mengeluarkan suara. apa??? mendengar cerita itu, aku jadi takut karena itu mirip dengan apa yang aku alami.... >,< tapi...InsyaAllah, semoga tidak ada yang salah dengan kesehatanku. amin...

Dengan suara yang katanya orang-orang kecil ini, aku sering merasa kesulitan di kampus. ketika diskusi di kelas, ketika rapat, bahkan ketika ngajar. yang paling membuatku kesulitan adalah alasan yang terakhir, aku bener-bener merasan kesulitan ketika harus berbicara di depan kelas tanpa mic sebab biasanya jumlah anak yang aku ajari lumayan banyak, jumlahnya lebih dari 50 orang. jadi, bisa dibayangkan ketika harus menerangkan suatu pelajaran pada anak sebanyak itu sedangkan suaraku kecil dan merdu seperti ini ~tsaahh- 

Anehnya lagi, ga tau kenapa aku jad mudah tersinggung ketika orang lain ber-comment tentang suaraku. sebel deh...rasanya ketika orang-orang mengejek suaraku. huftt...

*awas...jangan ngejek suaraku ya,,, -__-"

Sabtu, 15 September 2012

Jangan Sempit ya Kawan…


Pada suatu hari ada seorang pemuda berjalan di sebuah gedung yang megah. Dia sangat terkagum-kagum melihat keindahan ukiran-ukiran serta hiasan di gedung tersebut. Tiba-tiba dia dikagetkan oleh sebuah suara yang sangat jelek, pemuda tersebut bergumam dalam hati bahwa dia tidak pernah mendengar suara sejelek itu sebelumnya. Kemudian peuda tersebut mencari-cari sumber suara hingga dia tiba di sebuah ruangan dimana suara itu bersumber. Kemudian pemuda tersebut membuka ruangan itu, dan ternyata suara tersebut besumber dari biola yang dimainkan anak kecil yang tidak mengerti cara memainkan biola. Pemuda tersebut langsung berkata:
“oh,,,seperti ini ya suara biola. Aku tidak ingin mendengar suara biola lagi, jelek sekali… ”
Di hari yang lain, pemuda tersebut mengunjungi gedung yang megah tersebut lagi. Ketika dia sedang berjalan-jalan, dia mendengar suara yang sangat indah dan merdu. Dia tidak pernah mendengar suara semerdu itu sebelumnya. Sang pemuda merasa sangat penasaran ingin menemukan sumber suara yang indah itu. Dia terus mencari-cari, hingga akhirnya dia tiba di sebuah ruangan tempat sumber suara itu. Ketika dia membuka pintu ruangan, dia melihat seorang maestro biola sedang memainkan biola. Dia terlihat begitu ahli dan bermain tanpa cela hingga mengahsilkan suara yang sangat indah. Pemuda tersebut langsung berkata:
“indah sekali suara biola ini…aku ingin terus mendengar suara biola seperti ini

Rabu, 05 September 2012

Sakura di IPB


Hmmm...setelah sekian lama mudik dan liburan di rumah tercinta –Pamekasan, Madura- akhirnya tanggal 25 Agustus kemaren aku tiba lagi nih di Institut Paling Bagus IPB -he-. Sebenarnya agak nyesek juga sih harus balik tanggal 24 Agustus dari rumah, why? Soalnya tgl 23-nya adalah hari pernikahan Mbakku yang no.2. so, tepat keesokan hari setelah pernikahan mbakku itu, aku harus balik ke IPB meninggalkan hiruk pikuk kesibukan orang rumah setelah hajatan pernikahan itu. Tapi... inilah pembuktian akan komitmenku terhadap acara kepanitiaan MPF (Masa Perkenalan Fakultas) dan MPD (Masa Perkenalan Departemen) yang aku ikuti. Meskipun sebenarnya komitmenku tidak terlalu tepat sih...soalnya di awal kepanitiaan, sang ketua panitia menganjurkan agar semua panitia sudah berada di IPB tanggal 24 Agustus karena tanggal 25 ada gladi resik. :D
Aku tiba di IPB sekitar jam 10 malam, lalu membersihkan, merapikan dan mengepel kamar malam itu juga sampe jam 12 malam. Alhasil, sepertinya aku baru bisa memejamkna mata jam 01.00 pagi. Selanjutnya, jam 05.00 pagi sudah harus kumpul di lapangan belakang Gymnasium untuk acara MPF. Sebenarnya ga terlalu yakin sih fisikku bisa kuat melaksanakan acara MPD dan MPF 3 hari berturut-turut setelah menempuh perjalanan jauh dari jawa paling timur ke jawa paling barat. Tapi...aku tetap optimis, sebab inilah yang aku pilih, maka aku harus total di sini.

Rabu, 08 Agustus 2012

Jika Mereka Bertanya, Kenapa Aku Berjilbab?


wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin ‘hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ’ yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (Q.S Al-Ahzab: 59)

Jika mereka bertanya, kenapa aku berjilbab?
Aku jawab:
1.      Karena aku merasa aman ketika memakai jilbab
Suatu ketika aku bertemu dengan adek Omdaku yang awalnya tidak memakai jilbab, lalu ketika kami bertemu saat itu, dia telah memakai jilbab (benar-benar makin cantik). Merasa penasaran akan perubahan pada adekku ini, iseng-iseng aku ajak ngobrol adekku yang satu ini

“Dek, makin cantik aja deh sekarang...sejak kapan pake jilbab?”

“alhamdulillah mbak... sejak beberapa hari yang lalu” dia menjawab malu-malu

“kalo boleh tau, gimana awal mulanya kok kamu memutuskan memakai jilbab?”

“itu mbak, tiap hari jumat kan di kampus ada hari jilbab dan koko, trus aku coba-coba pake jilbab mbak. Pas sampe di kelas tuh teman-teman pada ngeledekin. Aku jadi ngerasa gimana gitu mbak...tiba-tiba ada temen cowok yang mau mukul bahuku (biasanya udah biasa sih...soalnya kami udah akrab banget) eh...tiba-tiba ada teman cowok lainnya yang mencegahnya, dan dia bilang gini ‘jangan gitu Bro...dia kan udah pake jilbab, masa lo asal pukul sih...jangan sembarangan Bro’ aku kaget banget mbak, mereka begitu menghormati dan melindungi wanita yang memakai jilbab, mereka juga lebih menjaga jarak dan lebih sungkan sama aku. Kayaknya lebih enak pake jilbab deh...lebih aman...makanya aku memutuskana untuk memakai jilbab. Mohon doanya ya mbak biar aku tetap istiqomah ”

“amin...ia dek,,,insyaAllah (dalam hati aku mengucapkan subhanallah...Alhamdulillah ya Allah...)”

Jika mereka bertanya, kenapa aku berjilbab?
Aku jawab:
2.      Aku ingin menghargai hak orang lain
Hak orang lain? Ya...benar aku ingin menghargai hak orang lain yang telah berusaha susah payah menjaga pandangannya dan menjaga hatinya. Ada sebuah tulisan seorang temanku di blognya, dia berpendapat bahwa dia tidak peduli para perempuan mau memakai rok di atas lutut, di atas paha atau tidak memakai sama sekali, itu hak mereka. Tapi, seharusnya mereka sadar bahwa ada hak orang lain yang juga harus mereka hargai. Mereka harus menghargai hak orang lain yang ingin mensucikan pandangan dan hati mereka. Sebagai seorang laki-laki yang termasuk sholeh menurutku, temanku ini terlihat geram dalam tulisannya terhadap wanita-wanita yang tidak sadar telah mengambil hak mereka. Meskipun aku sendiri adalah seorang wanita, ketika aku membaca tulisan temanku ini, aku membenarkan pendapatnya. Sebab pada zaman sekarang ini banyak sekali wanita yang dengan tanpa malu memamerkan aurat mereka. Apabila terjadi tindak pelecehan misalnya, mereka akan cenderung menunjuk kaum Adam sebagai pihak yang paling bersalah.  Sedangkan mereka sendiri tidak mengoreksi diri sendiri bahwa mereka juga ikut andil dalam hal tersebut (terlepas dari kasus lain dimana kaum wanita yang teraniaya).
Guruku pernah mengatakan bahwa setiap sesuatu yanga ada pada wanita itu menjadi menarik di mata laki-laki. Ujung kuku wanita saja dapat memancing syahwat laki-laki, apalagi bagian-bagian lain dari wanita yang memang secara langsung dapat menimbulkan syahwat yang besar.

Kamis, 05 Juli 2012

Jika Nanti Aku Punya...

Beberapa hari yang lalu...aku, Dita, dan Dian diundang oleh teman SMAku untuk rujakan di rumahnya. sebelumnya dia datang ke kosanku untuk mengundang kami semua (anak madura di kosanku) untuk rujakan, saking niatnya dia sampe beli buah-buahan dari kota Bogor. temenku ini emang kalau udah niat, dia bakal bener-bener tu melaksanakan keinginannya-salut-. nama temenku ini Deden, sebenernya dia orang Madura tapi ga tau kenapa namanya kayak orang Sunda ya :D. nah,,,pas dia dateng ke rumahku, ternyata teman-teman di kosan pada ga ada, cuma aku sendiri. Deden terlihat agak kecewa karena dia sudah bersusah payah beli buah-buahan ke kota, eh,,,yang mau di undang malah ga ada. aku, sebagai teman yang baik -he- memberikan solusi

"ya udah Den, ntar aku aja yang ngasih tau mereka...besok kalo emang ga ada agenda, kami ke rumahmu deh..."

"bener ya Dil...ajak yang lainnya juga ya...yang banyak ga papa,,,ni aku lagi ngidam  pengen banget rujakan, buahnya udah aku beli ni, mangga, nanas, dan timun"

"terus,,,besok kami bawa apa???"

"bawa diri aja"

Rabu, 04 Juli 2012

Gap yang Semakin Melebar

"kami tidak butuh orang yang wah,,,karena biasanya mereka lebih ribet dengan pikiran mereka sendiri, lebih baik orang yang simple, santai, dan bersungguh-sungguh. itu saja"

itulah petikan statusku di FB beberapa hari yang lalu, yah mungkin terdengar menjudge seseorang, padahal tidak. itu adalah ungkapan perasaanku melihat beberapa hal yang terjadi dan menjadi hal yang dianggap biasa di kampusku, atau mungkin di masyarakat umumnya telah berlaku seperti itu? entahlah, yang pasti aku tidak suka dengan sistem sperti itu. sistem apa? baiklah akan aku rincikan sistem apakah itu.

mungkin aku termasuk orang yang tidak suka "menganggap Wah" setiap sesuatu (ini hanya berlaku untuk makhluk ya) sebab bagiku setiap orang itu memilki kelebihan masing-masing yang berbeda dari yang lainnya, jadi untuk apa membedakan kalau yang ini Wah dan keren sedangkan yang lainnya cemen, tidak berkualitas dan lain-lain.

sepertinya tulisan ini makin membingungkan, maaf sebelumnya mungkin karena aku menulis dalam keadaan yang penuh luapan emosi yang bercampur aduk -he-. perasaan ini mulai aku rasakan ketika aku berdiskusi dengan dua orang kakak kelasku di sebuah stand Penyambutan mahasiswa baru. 2 kakak kelasku ini memang termasuk orang yang kocak namun pemikiran mereka sangat mendalam -kritis-. awalnya percakapan dimulai dengan gaya bercanda "Ala kami" anak madura apabila bertemu satu sama lain. namun gelak tawa dan bercandaan kami terhenti ketika 2 kakak kelasku ini melihat sesuatu yang aku pakai -something-. melihat something mereka langsung saja mem-bullyku. aku yang telah biasa dengan tingkah kocak dan aneh mereka tidak terlalu menghiraukan bercandaan mereka. namun, di tengah bercandaan mereka ada kalimat mereka yang menurutku menarik dan sesuai dengan apa yang ku rasakan selama ini.
  

Kamis, 29 Maret 2012

struggle to UNAIR

PART (FINAL)
aku, Dita, n Ulfi sampai di st.jakarta kota dengan perasaan bercampur aduk (ya ia lah...tiketnya uda habis). ketika sampai di sana, kami langsung bertemu dengan utari dkk. mereka telah memegang tiket kereta bisnis terakhir tujuan Surabaya. ternyata, pada saat itu telah berlaku peraturan baru untuk kereta ekonomi (tidak ada tiket berdiri, dan tiket kereta ekonomi bisa  dipesan seminggu sebelumnya). yah...nyesel deh kenapa ga up date info dari kemaren (penyesalan memang datangnya selau di akhir ya... *huft)

"duh...kalian gmana nih...tiketnya udah habis tadi" dengan perasaan penuh simpati, utari menunjukkan rasa khawatirnya.

aku dan teman-temanku hanya bisa diam karena kami bingung. lalu Dani salah satu anggota kelompok utari nyeletuk

"eh...gimana kalo kalian naik tanpa tiket aja,,,nanti pas diperiksa pasang muka melas aja sama petugasnya...kita kan cewe, pasti bapaknya ga tega"

hm,,,bener juga. tapi tiba-tiba kami mendapatkan info bahwa penumpang yang naik tanpa tiket akan diturunkan dari kereta secara paksa (ih,,,seren juga kao gitu mah...)

"ah...ga ah...kalo kami diturunin di tempat yang tidak kami kenal gmana? ngaco aja kamu dan"aku tidak menyetujui ide konyol Dani

lalu, Ulfi yang telah putus asa menyarankan agar kami naik kereta eksekutif. sebenarnya kau sih mau-mau aja, tapi masalahnya aku ga bawa uang yang cukup. ke Surabaya ini aja pas-pasan buat naik kereta ekonomi, apalagi naik kereta ksekutif yang harganya bisa sampe 10 kali lipat kereta ekonomi. lalu, dengan pertimbangan yang matang (ce'ileh..) aku memutuskan untuk naik kereta eksekutif setelah aku menelpon Mbakku di Surabaya untuk mentransfer uang untukku (untunglah mbakku baik,,,hehehe). lalu salah satu dari kami ke loket pembelian tiket, tapi ternyata... hal yang kami takutkan terjadi kembali,,,tiket eksekutif juga udah habis,,, (tidak...). haduh,,,harus gimana lagi yah??? bingung... dengan perasaan penuh kebingungan, aku menelpon ibuku, tapi bukan menyelesaikan masalah malah makin memperumit masalah. ibuku memarahiku karena keteledoran dan ketidak teraturanku. beliau memang telah berkali-kali menasehatiku agar jangan teledor, tapi tetap aja aku seperti biasa lupa akan nasehat itu... ya udah terima aja dimarahi. ibuku sangat kaget dan khawatir ketika aku bercerita bahwa kami kehabisan tiket ke Surabaya. yang paling membuat beliau kepikiran adalah karena kami adalah perempuan, jadi takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada kami (yah..begitulah orang tua pada anaknya...). untuk meminimalisir kekhawatiran ibuku aku bilang saja kalau masih ada tiket susulan (padahal boong,,,hehehe).

"ia,,,ia...bu...tenang aja...masih ada tiket kok,,ga usah kepikiran" dengan suara enteng aku bilang begitu pada ibuku

"kamu tuh,,,selalu kayak gini,...kebiasaan menganggap enteng setiap sesuatu...kalo udah kayak gini gmana? inget...kamu itu perempuan,,,harus hati-hati...bla...bla..."

seperti itulah kira-kira cuplikan percakapanku dengan ibuku. nah...setelah beberapa saat berdiskusi dengan teman-teman, ada pengumuman bahwa kereta bisnis jurusan Surabaya akan segera berangkat, itu artinya Utari dkk akan berangkat (hiks... ). Utari dkk lalu berpamitan untuk berangkat, dengan perasaan sedih, kami berpisah (udah kayak film india aja,,,hehe). setelah mereka pergi, kami mendapat info bahwa ada tiket kereta jurusan kroya (kalau tidak salah terletak di jawa tengah) yang dibuka, tanpa basa-basi kami pun membeli tiket itu, sebab kami pikir kami bisa melanjutkan perjalanan dari jateng ke Surabaya. Alhamdulillah dapet tiketnya (Dita yang ngantri...:D)kereta ini baru berangkat jam 9 malam, jadi kami putuskan untuk makan dulu.
setelah kereta datang, kamipun naik di salah satu gerbong. di tempat duduk, kami tak henti-hentinya merasa was-was apakah kami bisa sampai tepat waktu apa tidak sebab berdasarkan perhitungan kami, seharusnya kami sampai di sana sehari sebelum presentasi karena kami harus mengikuti rangkaian acara sehari sebelumnya untuk technical meeting dsb. ya sudah,,,tak apa-apalah, yang penting bisa presentasi nanti (tetap semangat :D). selama di kereta kami menyempatkan menyempurnakan slide yang masih belum kelar 100%, setelah slide selesai kami pun latihan presentasi selama di kereta. kami berencana turun di Bandung karena petugas menyarankan begitu, sebab dari stasiun Bandung akan banyak kereta yang ke Surabaya (oke...kami ikuti saja...)tapi, penumpang lain mengatakan turun di st.kiara condong aja biasanya juga ada kereta yang ke Surabaya (waduh...kami jadi bingung nih...) kami meilih mengikuti petugas. kami tiba di stasiun Bandung jam 01.00 dini hari. keadaan st.Bandung begitu sepi dan menyeramkan, apalagi kami adalah perempuan semua (menakutkan banget lah pokoknya...hi,,,)
petugas stasiun tidak mengizinkan kami berada di dalam stasiun, harus duduk di luar katanya. loket tiket baru dibuka jam 7  pagi (huft,,,masih lama banget nunggunya). aku dkk menunggu di luar da berniat untuk tidak tidur, tapi tetap aja tidak tahan. akhirnya kami pun tidur di kursi stasiun 









ini aku yang sedang tidur di kursi stasiun *Dita as photographer

ini Ulfi di tempat duduk yang lain di st. Bandung