Subscribe:

Kamis, 29 Maret 2012

struggle to UNAIR

PART (FINAL)
aku, Dita, n Ulfi sampai di st.jakarta kota dengan perasaan bercampur aduk (ya ia lah...tiketnya uda habis). ketika sampai di sana, kami langsung bertemu dengan utari dkk. mereka telah memegang tiket kereta bisnis terakhir tujuan Surabaya. ternyata, pada saat itu telah berlaku peraturan baru untuk kereta ekonomi (tidak ada tiket berdiri, dan tiket kereta ekonomi bisa  dipesan seminggu sebelumnya). yah...nyesel deh kenapa ga up date info dari kemaren (penyesalan memang datangnya selau di akhir ya... *huft)

"duh...kalian gmana nih...tiketnya udah habis tadi" dengan perasaan penuh simpati, utari menunjukkan rasa khawatirnya.

aku dan teman-temanku hanya bisa diam karena kami bingung. lalu Dani salah satu anggota kelompok utari nyeletuk

"eh...gimana kalo kalian naik tanpa tiket aja,,,nanti pas diperiksa pasang muka melas aja sama petugasnya...kita kan cewe, pasti bapaknya ga tega"

hm,,,bener juga. tapi tiba-tiba kami mendapatkan info bahwa penumpang yang naik tanpa tiket akan diturunkan dari kereta secara paksa (ih,,,seren juga kao gitu mah...)

"ah...ga ah...kalo kami diturunin di tempat yang tidak kami kenal gmana? ngaco aja kamu dan"aku tidak menyetujui ide konyol Dani

lalu, Ulfi yang telah putus asa menyarankan agar kami naik kereta eksekutif. sebenarnya kau sih mau-mau aja, tapi masalahnya aku ga bawa uang yang cukup. ke Surabaya ini aja pas-pasan buat naik kereta ekonomi, apalagi naik kereta ksekutif yang harganya bisa sampe 10 kali lipat kereta ekonomi. lalu, dengan pertimbangan yang matang (ce'ileh..) aku memutuskan untuk naik kereta eksekutif setelah aku menelpon Mbakku di Surabaya untuk mentransfer uang untukku (untunglah mbakku baik,,,hehehe). lalu salah satu dari kami ke loket pembelian tiket, tapi ternyata... hal yang kami takutkan terjadi kembali,,,tiket eksekutif juga udah habis,,, (tidak...). haduh,,,harus gimana lagi yah??? bingung... dengan perasaan penuh kebingungan, aku menelpon ibuku, tapi bukan menyelesaikan masalah malah makin memperumit masalah. ibuku memarahiku karena keteledoran dan ketidak teraturanku. beliau memang telah berkali-kali menasehatiku agar jangan teledor, tapi tetap aja aku seperti biasa lupa akan nasehat itu... ya udah terima aja dimarahi. ibuku sangat kaget dan khawatir ketika aku bercerita bahwa kami kehabisan tiket ke Surabaya. yang paling membuat beliau kepikiran adalah karena kami adalah perempuan, jadi takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada kami (yah..begitulah orang tua pada anaknya...). untuk meminimalisir kekhawatiran ibuku aku bilang saja kalau masih ada tiket susulan (padahal boong,,,hehehe).

"ia,,,ia...bu...tenang aja...masih ada tiket kok,,ga usah kepikiran" dengan suara enteng aku bilang begitu pada ibuku

"kamu tuh,,,selalu kayak gini,...kebiasaan menganggap enteng setiap sesuatu...kalo udah kayak gini gmana? inget...kamu itu perempuan,,,harus hati-hati...bla...bla..."

seperti itulah kira-kira cuplikan percakapanku dengan ibuku. nah...setelah beberapa saat berdiskusi dengan teman-teman, ada pengumuman bahwa kereta bisnis jurusan Surabaya akan segera berangkat, itu artinya Utari dkk akan berangkat (hiks... ). Utari dkk lalu berpamitan untuk berangkat, dengan perasaan sedih, kami berpisah (udah kayak film india aja,,,hehe). setelah mereka pergi, kami mendapat info bahwa ada tiket kereta jurusan kroya (kalau tidak salah terletak di jawa tengah) yang dibuka, tanpa basa-basi kami pun membeli tiket itu, sebab kami pikir kami bisa melanjutkan perjalanan dari jateng ke Surabaya. Alhamdulillah dapet tiketnya (Dita yang ngantri...:D)kereta ini baru berangkat jam 9 malam, jadi kami putuskan untuk makan dulu.
setelah kereta datang, kamipun naik di salah satu gerbong. di tempat duduk, kami tak henti-hentinya merasa was-was apakah kami bisa sampai tepat waktu apa tidak sebab berdasarkan perhitungan kami, seharusnya kami sampai di sana sehari sebelum presentasi karena kami harus mengikuti rangkaian acara sehari sebelumnya untuk technical meeting dsb. ya sudah,,,tak apa-apalah, yang penting bisa presentasi nanti (tetap semangat :D). selama di kereta kami menyempatkan menyempurnakan slide yang masih belum kelar 100%, setelah slide selesai kami pun latihan presentasi selama di kereta. kami berencana turun di Bandung karena petugas menyarankan begitu, sebab dari stasiun Bandung akan banyak kereta yang ke Surabaya (oke...kami ikuti saja...)tapi, penumpang lain mengatakan turun di st.kiara condong aja biasanya juga ada kereta yang ke Surabaya (waduh...kami jadi bingung nih...) kami meilih mengikuti petugas. kami tiba di stasiun Bandung jam 01.00 dini hari. keadaan st.Bandung begitu sepi dan menyeramkan, apalagi kami adalah perempuan semua (menakutkan banget lah pokoknya...hi,,,)
petugas stasiun tidak mengizinkan kami berada di dalam stasiun, harus duduk di luar katanya. loket tiket baru dibuka jam 7  pagi (huft,,,masih lama banget nunggunya). aku dkk menunggu di luar da berniat untuk tidak tidur, tapi tetap aja tidak tahan. akhirnya kami pun tidur di kursi stasiun 









ini aku yang sedang tidur di kursi stasiun *Dita as photographer

ini Ulfi di tempat duduk yang lain di st. Bandung

Selasa, 27 Maret 2012

struggle to UNAIR

PART II
pengumuman peserta semifinal sudah keluar, kami diberi waktu seminggu untuk mempersiapkan semuanya. hal pertama yang kami siapkan adalah membuat produk selai belilmbing wuluh kami. belimbing wuluh cukup melimpah di kampus. jadi kami hanya cukup meminta izin untuk mengambil belimbing wuluh tersebut kepada petugas. sebab belimbing wuluh masih sangat jarang dimanfaatkan. lihat saja gambar ini











gambar belimbing wuluh berserakan tidak dimanfaatkan










aku sedang mengambil belimbing wuluh yang berserakan

 aku dan ulfi memanen belimbing wuluh
di gambar sudah bisa menjelaskan alasan kami kenapa kami mengambil belimbing wuluh sebagai objek dari projek kami. melimpah, tak termanfaatkan, namun memilki banyak manfaat apabila diolah dengan baik -nah,,,makanya kami membuat selai dari belimbing wuluh :D-. setelah belimbing wuluh dan segala bahan-bahan yang dibutukan telah siap, kami mulai membuat produk. awalnya gagal -hiks,,sedih- tapi kami terus berusaha membuat dan mencari informasi di internet cara membuat selai lembaran. akhirnya,,,setelah beberapa proses, alhamdulillah produk kami selesai juga -hore...-

Rabu, 14 Maret 2012

struggle to UNAIR


PART I
            Nah...sekarang aku akan bercerita tentang UNAIR. Yup...tentang perjuanganku –dan teman-temanku tentunya- ke UNAIR –sesuai sama judul tulisan ini- perjuangan apa? Sebenarnya terlalu lebbay sih kalau dibilang perjuangan, karena ga sampe perang-perangan gitu :D. Perjuangan di sini maksudnya perjuanganku dan teman sekelompokku membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang kemudian kami kirim ke lomba karya tulis ilmiah nasional yang diadakan oleh UKM penalaran UNAIR. Nama lombanya AIRLANGGA IDEAS COMPETITION (AIC) 2011 –udah tahun kemaren sih...baru sempat nulis sekarang :D-.
            Cerita ini berawal ketika adekku -Dita- dan temanku -Ulvi- membawa informasi tentang lomba AIC ke kamarku. Mereka terlihat sangat antusias untuk mengikuti lomba ini -maklum mereka ini termasuk anak yang aktif dalam penulisan karya ilmiah sejak SMA-. Semangat mereka terlihat jelas ketika berdiskusi untuk mencari ide untuk penulisan karya ilmiah ini. bahkan, saking semangatnya mereka berencana untuk mengirimkan 2 karya ilmiah ke AIC –buat satu aja susah, ini malah mau ngirim dua...hadeuh...-. aku sendiri terkesan kurang tertarik untuk mengikuti lomba tersebut. Namun, karena melihat semangat mereka yang begitu besar, akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke dalam tim J.  Pada suatu malam, kami bermusyawarah untuk menentukan ide apa yang akan kami tulis, dan akhirnya setelah diskusi yang culkup panjang dan melelahkan -hehe- kami putuskan untuk menulis tentang            PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH BERBENTUK LEMBARAN –hore...- setelah proses ba bi bu penulisan, akhirnya karya tulis kami pun selesai. Sayangnya, kebiasaan mahasiswa Indonesia sangat melekat pada kami, yaitu menyelesaikan sesuatu pas pada deadline yang ditentukan. Yup, hari itu adalah hari terakhir pengriman KTI kami ke AIC. Setelah dimusyawarahkan, akhirnya kami memutuskan untuk mengirim KTI tersebut melalui JNE yang ada di dekat toko buku di kampus. Alhamdulillah...akhirnya KTI tersebut berhasil kami kirim pada hari itu juga –semoga cepat sampai. Amin...-
            Hasil seleksi AIC akan diumumkan seminggu setelah deadline. Kelompok yang masuk 10 besar semifinal harus mempresentasikan KTI secara langsung di UNAIR. Kami menunggu dengan penuh harap –lolos ga ya,,,?-. meskipun harap-harap cemas, namun kami tetap berusaha ikhlas karena semuanya telah diatur oleh ALLAH SWT. Kalau lolos ya...alhamdulillah, kalau ga lolos ya ga papa. Berarti kami harus berkarya lebih baik lagi J. Seminggu kemudian, ketika aku baru saja pulang kuliah dan mau masuk ke kamar, aku sangat terkejut karena Dita dan Ulvi bersorak-sorai karena KTI kami lolos masuk 10 besar semifinalis. Alhamdulillahirobbilalamin.... :)