Subscribe:

Senin, 29 Oktober 2012

Terkabul Melalui Berbagai Cara, So Take a Note


Hmm…besok ujian BLK (Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya), bosen baca slide terus –hehehe,,,males baca buku- jadi refreshing bentar dulu ah, nulis-nulis sesuatu. Apalagi slidenya pake B.inggris, jadi perlu bolak balik buka kamus bikin capek juga.
            Tidur-tiduran di kamar tiba-tiba ngelirik sesuatu yang tertempel di dinding kamar. 100 daftar impian Pradila Maulia yang aku buat sejak zaman TPB dan Alhamdulillah masih ada sampe sekarang. 100 impian tersebut aku buat ketika dulu dapet motivation training dari ust.Aris dan ngeliat video dari kak Danang gitu, jadi pengen buat –siapa tau bisa mengikuti jejak kesuksesan beliau, amin-. Lalu aku buat semua keinginan dan impian yang ingin aku capai waktu itu, dari yang terkecil hingga yang untuk masa depan banget. Target nikah? Ada juga –hehe, meskipun aku ubah tahunnya karena merasa terlalu cepat :D- totalnya ada 105 impian.
            Dulu ketika di Asrama TPB tepatnya di A1 kamar 127 lorong 10 –masih inget ternyata- aku menempel 105 daftar impianku di dinding dekat tempat tidur. Kebetulan tempat tidurku di ranjang atas jadi ketika aku tempel lumayan terlihat oleh orang-orang yang ada di bawah. Di salah satu daftar impianku ada beberapa impian yang aku tulis ngasal biar bisa nyampe 100 impian bahkan lebih. Nah… salah satu impian yang aku tulis adalah “Ingin Punya Baju tidur Baru” ecek-ecek banget ga sih impianku yang satu ini? -___-‘’

Kamis, 25 Oktober 2012

Sudah 3 Kali Idul Adha di Sini



Hari ini Alhamdulillah aku dan beberapa teman-teman kosan menjalankan puasa sunnah Arafah. Meskipun, niat puasaku bukan untuk puasa arafah. Tapi, buat ganti puasa bulan Ramadhan –hehe…hutangku masih tinggal 5 lagi- so, karena masih ada kewajiban yang belum ditunaikan, maka laksanakan yang wajib dulu, baru yang sunnah –betul?-. setelah aku dan teman2 berbuka puasa tiba-tiba terdengar suara sayup-sayup yang sangat menggetarkan hati.

“Allahu akbar3x…. Laa..ilaaha illallahu wallahu akbar…Allahu akbar wa lillahilham…”

Teman se-kosanku langsung berteriak “Huaaaa...takbir…” ada pula yang langsung menagis karena tidak bisa pulang ke kampong halaman dan merayakan idul Adha bersama keluarga. Aku sendiri? Tak tau kenapa, hatiku sempat merasa Nyessss…. Ada cipratan rasa sedih dan terharu mendengar suara takbir dari satu masjid yang tak jauh dari kosan. Tiba-tiba pikiranku terbayang ketika mendengar takbiran di rumah bersama keluarga. Yah, meskipun disini suasananya beda, kalau di rumah suara takbir sangat ramai bersaut-sautan karena rumahku di kelilingi masjid dari seluruh arah mata angin, jadi kerasaaa…bangeeet kalo lebaran. Ada rasa senang, tapi rasa senang yang berbeda dari rasa senang yang lain, senang tapi terharu, senang tapi sedih, senang tapi….banyak deh rasanya, campur aduk jadi satu.
Ini adalah idul Adha kali ketiga aku rayakan di tanah rantau, yup di Bogor. Tepatnya di Institut Pertanian Bogor (IPB) –pikiran langsung kebayang lagu dangdut…bang toyib…bang toyib… mengapa tak pulang-pulang…hahaha- yah,,,mirip dikit lah sama bang toyib, bedanya bang toyib cari nafkah untuk keluarga, aku cari ilmu untuk masa depan lebih baik -aseekk-. Meskipun udah kali ketiga, tetap saja ada rasa yang berbeda ketika mendengar takbir di tanah rantau –buat kalian yang anak rantau, ngerti kan???-.

Rabu, 17 Oktober 2012

BERJAYA DI KANDANG SENDIRI


Hari ini seperti biasa adalah pergantian mata kuliah dari ekonomi Pembangunan II ke Ekonometrika I. ada jeda sekitar 1 jam, jadi aku putuskan untuk makan siang di sebuah kantin di kampus yakni kantin SAPTA. Aku suka sekali suasana kantin ini, yah meskipun aku tidak terlalu suka makanannya sih -hee- aku suka suasananya yang rame, apalagi kalau sedang jam makan siang wuih,,,bener-bener rame dah pokoknya :D. Biasanya, aku suka sendirian makan di kantin ini, suasananya jadi gmanaaa,,,gitu ketika aku sendiri di tempat yang sangat rame –berasa bebas-.
Oke, langsung aja deh ke inti ceritaku. Ketika melihat judul di atas, mungkin orang-orang akan menilai tulisanku ini terkesan angkuh dan sombong. Sok banget, bilang Berjaya di kandang sendiri. Bukan itu sih tujuannya, aku menulis ini karena aku ingin bercerita tentang pengalamanku beberapa waktu yang lalu. Jadi gini ceritanya, beberapa waktu yang lalu aku dan adikku serta sepupuku yang bernama Nuri berdiskusi tentang sebuah berita yang sedang menyebar di internet tentang seorang ahli genetika dari Einstein College yang merupakan pembesar Yahudi yang masuk islam karena beliau meneliti tentang keistimewaan masa iddah dalam islam. kami bertiga sangat tertarik membahas topik ini, sampai akhirnya aku mengajukan usul untuk membuat karya tulis ilmiah al-Quran tentang topik tersebut.
Dita dan Nuri langsung setuju mendengar usulku, dan kebetulan di LDF FMIPA IPB sedang berlangsung kompetisi tersebut, cocok banget. Makanya kami memutuskan untuk langsung menulis dan mengirimkan karya kami. Bukan mahasiswa Indonesia namanya jika tidak mengerjakan tugas mepet deadline. Nah, begitu juga kami, di hari terakhir kami baru baru kerepotan mencari dosen pembimbing dan ngprint sana sini agar karya tulis dapat terkumpul tepat waktu. Untungnya, ada dosen PAI (Pendidikan Agama Islam) kami yang mau berbaik hati menjadi dosen pembimbing kami, beliau memberikan masukan dan nasehat-nasehat yang sangat bermanfaat untuk kami. Terimaksih banyak Ustadzah Neneng J.