Subscribe:

Senin, 26 November 2012

it's my turn

after i read my friend's writing in his blog, i am inspired to write my blog in english (thanks for inspiring me). recently, i was so grateful because Allah gave me some opportunity to get some experience in learning something (education and religion). usually, i always feel underestimate myself to do something because i think there are many others that can do that beside me.  
consequently... i can't increase my ability whereas other people outside there have developed theirself. and you know what am i doing? i'll blame myself and envy to others -what a bad habit-. but now, i don't want to make it survive for long time in my character. i'll try to throw it away from me and i'll exchange it with a good habit. 
i want to focus on my good activity, don't think much about other people opinion -bad apinion- and try to give the best for others. It's my turn guys... :)

Kamis, 22 November 2012

Teman Unik


Hmmm…ga tau kenapa nih, tiba-tiba pengen cerita tentang salah satu teman satu Departemenku (Ilmu Ekonomi) yang akhir-akhir ini aku kagumi pemikirannya. Selain kagum, aku juga sering terinspirasi dengan pola pikirnya yang menurutku beda dengan orang pada umumnya. Kenapa beda? Karena menurutku jarang banget anak muda seumuran kami yang memilki pemikiran seperti dia, pokoknya pikiran orang ini ekonomi baget daah (maaf, jika agak berlebihan :D).
Salah satu contohnya nih, kita sebagai seorang mahasiswa yang umumnya memilki uang bulanan pas-pasan biasanya akan melakukan tindakan menghemat anggaran konsumsi (karena biasanya % pengeluaran ini yang paling besar) jika kita memilki keinginan untuk membeli sesuatu diluar anggaran rutin. Maka, tak jarang ada yang menurunkan kualitas makanan sehingga makanan yang dikonsumsi lebih murah. Bahkan, ada pula yang lebih ekstrim melakukan penghematan dengan cara mengurangi rutinitas makan yang awalnya 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari. Menanggapi tindakan-tindakan penghematan yang sering dilakukan mahasiwa tersebut, temanku yang satu ini langsung berceloteh:

kalau saya menginginkan sesuatu, saya tidak mau mengurangi tingkat konsumsi saya. Tapi saya akan berusaha mencari penghasilan agar keinginan saya tersebut tercapai. Mengurangi konsumsi itu hanya akan menyiksa diri.

            Mendengar pernyataannya tersebut, ~tingg…. Aku langsung sadar, bener juga ya. Kenapa aku tidak berpikir seperti itu juga? Memang, selama ini aku kadang suka melakukan hal yang tidak berbeda dengan apa yang dilakukan mahasiswa pada umumnya tersebut. Aku tidak berpikir untuk mencari jalan keluar yang lebih kreatif seperti temanku ini. So, berpikir lebih kreatif ke depannya ya :)terimakasih telah menginspirasiku kawan… 

*jika ada yang menganggap itu pemikiran biasa, tapi bagiku itu tetap pemikiran yang luar biasa. karena aku tak sampai berpikiran seperti itu. hehehe

Kamis, 15 November 2012

Semoga Dikuatkan


Rasulullah bersabda:
“kejarlah akhiratmu seakan-akan kau akan mati besok, dan kejarlah duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya”

            Ingat mati, itulah yang kadang terlupakan dalam keseharianku. Selalu merasa bahwa aku akan bisa membuka kedua mataku di esok hari. Sehingga apa yang aku prioritaskan seolah-olah hanya dunia semata. Padahal, bukankah setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian? Dan yang tau kapan kita akan mati hanyalah yang Maha tahu, yaitu Allah SWT.
            Allah mengingatkanku tentang mati melalui kejadian yang aku alami hari ini. Pagi ini aku memilki agenda jalan-jalan bersama anak-anak GASISMA (Keluarga Mahasiswa Madura) ke Kebun Raya Bogor (KRB). agenda ini kami lakukan untuk mengajak adek-adek mahasiswa baru untuk refreshing setelah ujian. Aku dan beberapa temanku berencana berangkat agak telat ke KRB karena kami masih ingin sarapan dulu.
            Ketika kami tiba di sana, salah satu temanaku mengatakan bahwa salah satu adek omda kami (namanya Ismi) mendapat musibah. Kami pun langsung kaget, musibah apa??? Temanku langsung bercerita bahwa adek laki-laki Ismi meninggal dunia karena kecelakaan (innalillahi wa inna ilaihi rojiuun). Aku dan teman-temanku langsung pergi menghampiri Ismi. Di sana, aku melihat Ismi menangis sedih dikerumuni teman-teman lain yang berusaha menguatkannya.