Subscribe:

Selasa, 19 Maret 2013

Menawar dengan Muka Polos Itu Ampuh


 Beberapa hari yang lalu, Formasi mengadakan bazar di koridor pinus. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 13-an stand yang mengisi bazar tersebut. Mulai dari stand buku, baju, sampai makanan semuanya ada. Salut banget deh buat temen-temen departemen b-shafar (bisnis syariah dan fun rising) yang telah men-desain dan mengatur acara ini. Tambah salut sama mereka karena departemen ini anggotanya akhwat semua. Benar-benar akhwat tangguh –calon istri yang baik insyaAllah-

Stand yang paling besar adalah stand buku-buku dari penerbit mizan. Berbagai macam buku ada di sini. Banyak sekali buku yang menarik hati, harganya pun juga murah. Buku yang dijual mulai harga 12 ribu. Kami para pengurus formasi saling bergantian menjaga stand ini di sela-sela jadwal kuliah kami. Yang paling bekerja keras sih para ikhwannya, karena mereka harus nginep di koridor pinus buat jagain buku-buku itu.

Jujur, aku seneng banget jagain stand buku itu. Why? Soalnya aku bisa baca-baca buku gratis -hehehe-. Nah, ketika menjaga stand buku itu ada sebuah kejadian lucu yang aku alami menghadapi seorang pembeli. Dia adalah seorang mahasiswa laki-laki angkatan 49 –masih TPB-. Anak yang satu ini melihat-lihat satu buku –lupa judulnya apa- layaknya para pembeli yang lain. Bukunya dibolak-balik, lalu ditaruh di tempatnya kembali. Dia berjalan sambil melihat buku yang lain, lalu tak lama kemudian balik lagi melihat buku yang tadi. Aku awalnya tak heran melihat anak ini, karena kebanyakan orang kalau mau beli buku memang seperti itu.

Pada saat itu, aku harus meninggalkan stand bazar karena ada janji dengan dosen pembimbing PKM. Akhirnya, aku segera pergi karena tidak enak jika aku datang terlambat menemui beliau. Setelah sekitar 30 menit-an menemui dosen, aku kembali lagi ke stand. Ternyata anak yang tadi masih ada di stand bazar, tapi kali ini dia terlihat mantap untuk membeli buku yang tadi. Dia angkat buku itu dan bertanya kepadaku dan Dewi