Subscribe:

Rabu, 27 November 2013

Merasa Kembali pada Masa Kecil

Hari ini aku sendiri di kamar kosku, ini biasanya terjadi setiap hari kamis. Sebab adikku dan Naila sudah berangkat kuliah jam 7 tadi pagi, sedangkan aku tidak ada jadwal kuliah apapun hari ini. ketika bangun tidur, tiba-tiba perutku lapar sekali. Kemudian aku putuskan untuk memasak sendiri, tidak membeli di warteg atau warsun -he-. Setelah selesai mandi dan shalat dhuha, mulailah aku bereksperimen di dapur. Sejak aku dikelilingi oleh orang gizi dan biokimia, aku mulai menyadari pentingnya makanan bergizi seimbang. Jadi masakanku hari ini harus bergizi seimbang, ada karbohidrat, protein, serat dan tentunya bervitamin. Dan hasil masakanku hari ini adalah nasi + sayur sop + bakwan jagung + ikan teri asam manis -maknyusss-.
            Setelah semua siap, aku bawa semua masakan itu ke kamar dan mulai makan dengan lahap makanan yang serba masih panas tersebut. Enak sekali rasanya... tapi, tiba-tiba jantungku berdetak lebih kencang dan air mataku tiba-tiba keluar. Aku menangis, ya... aku benar-benar menangis. Aku menangis karena aku tiba-tiba rindu pada nenekku. Saat makan tadi, tiba-tiba aku rindu saat aku makan masakan beliau. Sejak kecil aku memang tinggal bersama kakek dan nenekku, aku tumbuh besar bersama mereka. Nenekku adalah orang paling ikhlas dan sabar yang pernah aku temui seumur hidupku. Aku selalu ingat ketika dulu saat aku masih SD, setiap aku dan adikku pulang sekolah, nenekku selalu setia menunggu kami dan segera menyiapkan makan siang untuk kami. Bahkan ketika beliau tertidur lelap pun, beliau akan segera bangun ketika kami pulang sekolah untuk menyiapkan makanan. Kami berdua pun makan dengan lahapnya, dan beliau akan dengan setia duduk di hadapan kami sampai kami selesai makan.
            Kenangan seperti itulah yang membuatku menangis tadi saat aku sedang makan. Sungguh keadaannya sangat berbeda, dulu aku makan masakan nenekku yang sangat enak bersama adikku dan didampingi nenekku sampai selesai makan. Tapi sekarang, aku makan masakanku sendiri yang kemudian aku makan sendiri.
Kejadian yang aku alami tadi mirip dengan kejadian di film kartun yang menceritakan tentang tikus yang sangat ahli memasak, tikus ini juga bisa bicara. Si tikus ini kemudian membantu seorang koki muda memasak masakan yang akan dinilai oleh koki senior yang sudah sangat ahli. Lalu si tikus inilah yang kemudian memasak dengan cara berdiri didalam topi koki dan mengendalikan gerakan koki dengan menarik rambut sang koki. Singkat cerita, akhirnya jadilah masakan itu yang kemudian disajikan di hadapan koki senior tadi. Si koki muda sangat gugup. Ketika koki senior mencicipi masakan itu, tiba-tiba si koki senior meneteskan air mata. Ada apa gerangan? Si koki muda semakin gugup dan takut. Ternyata si koki senior menangis karena masakan yang dimasak oleh tikus dan koki muda mampu membawanya ke masa kecilnya dulu. Rasa masakan tadi sangat mirip dengan masakan yang dimasak ibunya ketika ia masih kanak-kanak. Dia sangat bahagia karena masakan itu mampu memutar kembali memori masa kecilnya. Perasaan bahagia yang sangat membuncah membuatnya tak bisa menahan air mata haru.

Ku Ingin Dia yang Sempurna

Ku ingin dia yang sempurna... untuk diriku yang biasa...”
            Kalimat di atas merupakan kutipan lirik lagu yang akhir-akhir ini menjadi lagu favorit orang-orang di sekitarku, termasuk aku. Lirik yang bagus diimbangi dengan kualitas sang penyanyi yang tidak diragukan lagi kualitasnya. Saking sukanya, bahkan tak jarang aku dan teman-temanku menyanyikan lagu ini secara bersama-sama.
            Namun, ada hal lain yang menarik perhatianku pada lagu ini. bagiku makna dari lirik lagu ini menggambarkan kebanyakan watak manusia. Ya, manusia, makhluk yang paling sempurna dengan akal pikirannya. Sepertinya memang fitrah manusia untuk selalu berusaha untuk mencari yang sempurna. Nah, contoh konkrit misalnya, ketika beberapa waktu yang lalu saat aku berbelanja di sebuah toko sembako, ada seorang remaja putri yang sedang berdiri menunggu seseorang. Perawakannya seperti kebanyakan gadis sunda, putih, bersih dan cantik. Lalu, tiba-tiba datanglah seorang bapak-bapak yang kemudian menghampiri anak itu. Seorang bapak lainnya berkelakar mengejek sang bapak tadi.
ini benar anakmu?” katanya sambil tertawa
lah ia dong... cantik kan?” bapak si Anak terlihat bangga
gak percaya... kok beda banget ya... hahaha” si bapak tertawa terbahak-bahak
eh... jangan salah... bapaknya boleh jelek, tapi lihat dulu ibunya...haha” sang bapak berusaha menjawab lawakan bapak yang tadi.
            Melihat kejadian tersebut, aku hanya bisa ikut tertawa sambil berusaha berpikir lebih jauh. Oh... ternyata begitu ya... sang bapak dengan kata lain menikahi seorang wanita cantik dengan harapan dapat memperbaiki dan menyempurnakan keturunannya. Apakah cara tersebut diperbolehkan? Tentu boleh, sah-sah saja jika si bapak kemudian berusaha untuk menikahi istrinya yang cantik agar keturunannya menjadi lebih baik dan lebih sempurna daripada generasinya.

Minggu, 10 November 2013

Mecoba Kemampuan Corel

Akhir-akhir ini aku merasa sangat suka dengan dunia desain. Bukan karena aku pintar atau sudah sangat ahli, tapi karena penasaran aja sama cara kerja mereka yang pintar desain. jadi aku mulai mencoba-coba untuk mendalami bidang ini. dimulai dengan menginstall software desain di laptop saya tercinta ini. lalu mulai mengutak-atiknya #hehe

kemarin mencoba-coba membuat satu tokoh kartun yang cukup tenar, alhamdulillah berhasil. yah...meskipun masih terlihat kaku. aku akan perlihatkan gambar asli dan hasil gambarku di bawah ini

 ini adalah Luffy hasil desainku

ini adalah luffy yang asli

beti -beda tipis- lah ya :D

Rabu, 06 November 2013

Travelling (Bagian 1)


Menyadari bahwa hidup itu tidak bisa dilalui seorang diri, maka aku putuskan dalam hidupku ini, aku harus punya tim. Di tulisan sebelumnya mungkin aku telah menceritakan tentang tim karya tulisku. Maka beberapa waktu yang lalu aku membentuk tim baru lagi, yakni tim travelling. Sesuai dengan namanya, tim ini adalah tim yang dikhususon untuk melakukan kegiatan jalan-jalan. Kemana? Kemana saja, pokoknya dengan tim inilah aku akan jalan-jalan nantinya. Anggota tim ini tidak banyak, hanya 5 orang –boleh ditambah kalau mau-. Untuk sementara ada aku, Dita, Ulfi, Utari, dan Arya (those we are). Untuk selanjutnya mungkin akan segera aku bentuk tim Rumah tangga #eaaaa.
Beberapa minggu yang lalu, aku dan teman-teman tim travelling-ku memutuskan untuk jalan-jalan ke kota kembang, Bandung. Rencana awalnya ingin jalan-jalan ke kawah putih, gunung tangkuban perahu, dan tempat wisata lainnya di sana. Eh ia, tak lupa pula kami juga ingin berkeliling di universitas Teknik yang katanya paling kece disana, yakni Institut Tani Bogor Institut Teknologi Bandung (ITB).
            Perjalanan menuju Bandung tak tau kenapa penuh dengan cobaan. Bayangkan saja, perjalanan Bogor-Bandung yang seharusnya ditempuh dalam waktu 3-4 jam saja, kami tempuh sampai sekitar 7 jam. Biasanya sih ya, aku tertidur sekali saja, ketika bangun udah sampai di Bandung, tapi kali ini aku tidur, bangun, tidur, dan bangun lagi tetap aja masih di jalan *lamaaa bangeet. Ini semua karena kami salah naik bus. Bus yang seharusnya kami tumpangi adalah bus warna biru berlabel MGI, eh malah naik bus lain (lupa apa labelnya) yang sudah agak penuh, niatnya ingin menghemat waktu agar tidak terlalu lama nunggu penumpang. Tapi ternyata justru menyiksa kami. Bayangkan saja, AC busnya mati, sehingga para penumpang marah-marah karena merasa kekurangan oksigen di dalam bus. Setelah udara agak dingin dan mendekati Bandung, Hujan pun turun. Para penumpang semakin kesal karena busnya bocor,,, tepat di dekat tempat dudukku. Okee...sabarrr,,,, aku dan timku mencoba sabar, berbeda dengan bapak-bapak yang akhirnya bersama 2 anaknya memilih turun dan naik bus lain. Memang, hidup adalah pilihan.