“wahai nabi, katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin
‘hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ’ yang demikian
itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah
maha pengampun lagi maha penyayang” (Q.S Al-Ahzab: 59)
Jika mereka bertanya, kenapa aku
berjilbab?
Aku jawab:
1.
Karena aku merasa aman ketika memakai jilbab
Suatu ketika aku bertemu dengan adek Omdaku yang awalnya
tidak memakai jilbab, lalu ketika kami bertemu saat itu, dia telah memakai
jilbab (benar-benar makin cantik). Merasa penasaran akan perubahan pada adekku
ini, iseng-iseng aku ajak ngobrol adekku yang satu ini
“Dek, makin cantik aja deh
sekarang...sejak kapan pake jilbab?”
“alhamdulillah mbak... sejak beberapa
hari yang lalu” dia menjawab malu-malu
“kalo boleh tau, gimana awal mulanya
kok kamu memutuskan memakai jilbab?”
“itu mbak,
tiap hari jumat kan di kampus ada hari jilbab dan koko, trus aku coba-coba pake
jilbab mbak. Pas sampe di kelas tuh teman-teman pada ngeledekin. Aku jadi
ngerasa gimana gitu mbak...tiba-tiba ada temen cowok yang mau mukul bahuku
(biasanya udah biasa sih...soalnya kami udah akrab banget) eh...tiba-tiba ada
teman cowok lainnya yang mencegahnya, dan dia bilang gini ‘jangan gitu
Bro...dia kan udah pake jilbab, masa lo asal pukul sih...jangan sembarangan
Bro’ aku kaget banget mbak, mereka begitu menghormati dan melindungi wanita
yang memakai jilbab, mereka juga lebih menjaga jarak dan lebih sungkan sama
aku. Kayaknya lebih enak pake jilbab deh...lebih aman...makanya aku memutuskana
untuk memakai jilbab. Mohon doanya ya mbak biar aku tetap istiqomah ”
“amin...ia
dek,,,insyaAllah (dalam hati aku mengucapkan subhanallah...Alhamdulillah ya
Allah...)”
Jika mereka bertanya, kenapa aku
berjilbab?
Aku jawab:
2. Aku ingin
menghargai hak orang lain
Hak orang lain? Ya...benar aku ingin menghargai hak orang
lain yang telah berusaha susah payah menjaga pandangannya dan menjaga hatinya.
Ada sebuah tulisan seorang temanku di blognya, dia berpendapat bahwa dia tidak
peduli para perempuan mau memakai rok di atas lutut, di atas paha atau tidak
memakai sama sekali, itu hak mereka. Tapi, seharusnya mereka sadar bahwa ada
hak orang lain yang juga harus mereka hargai. Mereka harus menghargai hak orang
lain yang ingin mensucikan pandangan dan hati mereka. Sebagai seorang laki-laki
yang termasuk sholeh menurutku, temanku ini terlihat geram dalam tulisannya
terhadap wanita-wanita yang tidak sadar telah mengambil hak mereka. Meskipun
aku sendiri adalah seorang wanita, ketika aku membaca tulisan temanku ini, aku membenarkan
pendapatnya. Sebab pada zaman sekarang ini banyak sekali wanita yang dengan
tanpa malu memamerkan aurat mereka. Apabila terjadi tindak pelecehan misalnya,
mereka akan cenderung menunjuk kaum Adam sebagai pihak yang paling
bersalah. Sedangkan mereka sendiri tidak
mengoreksi diri sendiri bahwa mereka juga ikut andil dalam hal tersebut
(terlepas dari kasus lain dimana kaum wanita yang teraniaya).
Guruku pernah mengatakan bahwa setiap sesuatu yanga ada pada
wanita itu menjadi menarik di mata laki-laki. Ujung kuku wanita saja dapat
memancing syahwat laki-laki, apalagi bagian-bagian lain dari wanita yang memang
secara langsung dapat menimbulkan syahwat yang besar.
Jika mereka bertanya, kenapa aku berjilbab?
Aku jawab:
3.
Ini adalah kewajiban setiap wanita dan telah
dijelaskan dalam Al-qur’an yang telah dikutip di awal tulisan ini
Pada suatu ketika aku berbincang-bincang dengan temanku yang
satu departemen denganku. Temanku yang satu ini sangat aktif dan kritis (aku
berharap dia dapat menjadi sahabat shaddiqku J). Temanku ini bercerita bahwa ketika
dia masih kecil dulu, dia mengira bahwa memakai jilbab itu adalah sunnah, bukan
suatu kewajiban. Jadi, apabila dia tidak memakai jilbab tidak akan dosa. Sampai
akhirnya dia paham dan mengerti bahwa berjilbab itu wajib bagi semua wanita
muslim. Kemudian setelah dia mengetahui hal tersebut, dia menyampaikan
keheranannya kepada ibunya. Kenapa ada beberapa tantenya yang tidak memakai
jilbab, padahal di Al-qur’an telah dijelaskan sejelas-jelasnya bahwa berjilbab
dan menutup aurat itu wajib bagi setiap wanita mukmin. Ibarat kalau orang mau
naik pesawat, maka wajib membeli tiket. Apabila tidak memilki tiket, maka tidak
boleh naik pesawat. Karena tiket pesawat adalah syarat wajib yang harus
dipenuhi apabila ingin naik peasawat.
Perumpamaan ini bisa dianalogikan dengan kewajiban memakai jilbab dan menutup
aurat bagi setiap wanita mukmin. Apbila dia mengaku sebagai wanita mukmin maka
dia harus berjilbab dan menutup aurat sesuai dengan perintah Allah.
Jika mereka bertanya, kenapa aku berjilbab?
Aku jawab:
4.
Aku ingin menjaga kesucian diri dan kesucian hati
untuk orang yang akan menjadi suamiku nanti.
Aku memilki seorang teman satu organisasi yang kelihatannya
sangat ngebet untuk menikah, padahal dia masih satu angkatan denganku
(weleh-weleh...). dia selalu mengatakan bahwa dia akan melakukan OR (Open Reqruitment) calon istrinya ketika
dia berumur 23 tahun dan pada umur 25 tahun adalah penentuannya. Jadi, proses
seleksinya membutuhkan waktu 2 tahun (ce’ileh). Aku dan teman-teman hanya
geleng-geleng kepala melihat tingkah
anak yang satu ini. Namun ada satu kalimat darinya yang membuatku tertarik
mendengarkannya, dia berkata seperti ini
“teman-teman...jika kalian ingin memiliki pasangan yang baik
(terutama agamanya), ga usah pusing-pusing. Jadikanlah diri kalian menjadi baik
maka kalian akan mendapatkan pasangan yang baik pula.”
Subhanallah...
ini sesuai dengan janji Allah dalam Q.S An-Nur: 26
“perempuan-perempuan
yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk
perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan-perempuan yang baik
untuk laki-laki yang baik dan laki-laki
yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula...”
Kadang banyak orang yang mengharapkan suami sholeh sedangkan
dirinya sendiri tidak berusaha untuk menjadi sholehah. Adapula yang
menginginkan suami yang tidak pernah pacaran, tapi dirinya sendiri sudah
puluhan kali berpacaran. Naudzubillah...
Bukankan
janji Allah sudah jelas? Oleh karena itu, karena aku ingin mendapatkan suami
yang selalu menjaga kesucian diri dan hati, maka aku juga harus berusaha untuk selalu menjaga kesucian diri dan hatiku
pula J.
*menjaga
aurat bagi kaum wanita adalah upaya dalam menghargai hak laki-laki yang selalu
berusaha menjaga pandangan dan hati mereka. Namun laki-laki juga harus
menghargai hak wanita yang selalu ingin menjaga pandangan dan hati mereka
dengan cara tidak selalu tebar pesona dan mengeluarkan kata-kata gombal yang
dapat merusak kesucian hati wanita (jangan hanya meminta wanita untuk
menghargai hak kalian, tetapi kalian para kaum Adam juga harus menghargai hak
wanita). Percayakah kalian wahai kaum Adam bahwa perbandingan nafsu laki-laki dan wanita adalah 1:9?
super sekali sista, terharu membacanya :)
BalasHapussetuju dengan paragraf terakhir,,, :D
BalasHapusterus berkarya kawan, jelajahi dunia dengan tulisan... =D
oya...teman2,,,tulisanku ini juga aku kirim ke dakwatuan.com
BalasHapusayo,,,coba kalian kirim juga,,,sapa tau dimuat kalo bener2 bermanfaat,,, :D