Subscribe:

Minggu, 29 Desember 2013

DUTA

Setelah dipikir-pikir, ternyata setiap dari kita adalah seorang Duta. Menjadi  apapun kita, dalam profesi maupun kedudukan apapun. Baik yang kecil maupun yang tinggi sekalipun. Kita sebagai Duta memilki peran yang amat sangat penting, sebab baik buruknya pandangan masyarakat terhadap suatu profesi atau kedudukan sangat bergantung pada sikap dan pembawaan kita sebagai Duta. Jika Duta bersikap baik, maka profesi dan kedudukan tersebut akan mendapatkan label baik, begitu pula sebaliknya. Analoginya sederhananya akan aku gambarkan dalam beberapa penjelasan selanjutnya.
            Seorang pengemis merupakan duta bagi pengemis yang lain. Akhir-akhir ini santer sekali berita tentang pengemis kaya yang menjadikan mengemis sebagai profesi, bukan karena suatu keterpaksaan. Bahkan, ada sebuah media yang mengkalkulasi bahwa pendapatan pengemis hampir mencapai 9 juta per bulan -sangat menakjubkan-. Adapula media yang mengabadikan foto pengemis kaya yang berpose di depan mobil pribadinya. Akibat tingkah pola sang pengemis yang satu ini, banyak sekali orang yang geram dan tidak percaya lagi pada para pengemis. Padahal bisa saja ada orang yang mengemis karena benar-benar butuh dan terpaksa, namun karena perbuatan pengemis lain yang telah banyak menipu, sehingga para pengemis lain yang jujur dan benar-benar butuh ini menjadi terdzolimi karena perbuatan pengemis lainnya yang tidak jujur. Bahkan, aku pun semakin enggan bersedekah pada para pengemis karena kepercayaanku pada mereka telah semakin pupus. Penyebab hal ini tidak lain karena beberapa orang pengemis tidak bertanggung jawab, padahal ia merupakan Duta bagi para pengemis lainnya.
            Tak hanya pengemis yang mendapatkan label negatif akibat perbuatan duta-dutanya. Di negeriku ini, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) juga semakin luntur. Sebab, sangat sering masyarakat melihat di berbagai media bahwa para anggota DPR ini tidak menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Seakan-akan para anggota DPR ini hanya banyak berceloteh dan kurang memperjuangkan kepentingan rakayat, tidak sesuai dengan namanya. Beberapa dari anggora DPR terlibat kasus Korupsi, Skandal, bahkan tindakan asusila. Padahal tidak semua anggota DPR seperti itu, adapula anggota DPR yang benar-benar bekerja sepenuh hati untuk meperjuangkan nasib rakyat. Namun, karena perbuatan sebagian yang lain, semua anggota DPR mendapatkan label yang negatif dari masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian Duta berbuat negatif, sehingga yang lainnya menjadi korban.

Rabu, 25 Desember 2013

Memperbaiki Target

Target, setiap orang memilki target yang berbeda-beda dalam hidupnya. Target inilah yang terkadang menjadi motivasi tersendiri yang membuat seseorang bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan menuju target yang diharapkan. Target jangka panjang dapat diartikan sebagai cita-cita, target jangka panjang ini terkadang berubah- ubah sesuai jamannya. Jika ada target jangka panjang, maka pasti ada target jangka pendek. Aku tak tau, sebenarnya indikator panjang dan pendek di sini berdasarkan berapa lama, 5 tahun, 10 tahun atau bahkan lebih?.
            Berbicara tentang target memang tidak ada bosannya. Saat ini, aku tidak ingin membahas tentang target jangka panjang yang katanya masih jauh dan lama (katanya). Aku hanya ingin mengingat kembali tentang target dalam kegiatanku selama ini. Sebagai seorang mahasiswa, ada satu kegiatan yang rutin aku lakukan, yakni Belajar. Belajar memang aku lakukan setiap hari, tetapi frekuensinya akan semakin sering ketika ujian akan berlangsung. Ada satu hal unik yang berbeda di departemenku dengan departemen lain. Setelah ujian berlangsung, biasanya satu atau dua minggu kemudian, nilai-nilai hasil ujian akan dipampang di mading masing-masing departemen. Tapi, hal tersebut tidak terjadi di departemenku, jangan berharap nilai akan dipampang di mading kecuali nilai-nilai yang bersifat interdept (interdepartemen) karena biasanya pihak departemen akan langsung mengeluarkan huruf mutu di krs setelah ujian akhir.
            Sebenarnya aku tidak suka dengan sistem seperti ini. Merasa tidak adil saja. Karena menurutku, nilai merupakan hak kami. Kami sebagai mahasiswa memilki hak untuk mengetahui berapa nilai ujian kami agar untuk ujian selanjutnya kami memilki target supaya nilai kami menjadi lebih baik lagi. Selain itu, lagsung mengeluarkan huruf mutu di krs setelah ujian akhir juga kurang adil karena kami akan mengalami kesulitan ketika ingin complain apabila nilai yang terpampang tidak sesuai ekspektasi. Awalnya aku sempat ingin protes kepada pihak departemen, tapi saat aku akan masuk ke sekret departemen, ada seorang kakak kelas yang mengingatkanku bahwa sistem ini memang sudah dari dulu, jadi percuma saja meminta nilai dipampang, tetap tidak akan bisa.

Sabtu, 14 Desember 2013

Kecil... Tapi Amanah Tetap Amanah

Siang itu saat aku sedang asik nonton tv di ruang tamu, tiba-tiba hpku berbunyi, ada nomor asing terpampang di layanya. Karena takut itu adalah telpon darurat, maka segera ku angkat. Ada suara laki-laki (seorang Bapak) disana. Agak terputus-putus suaranya karena sinyal di kosanku lumayan jelek. Kurang lebih seperti inilah percakapan kami.

Apa benar ini dengan Pradila Maulia?” tanya orang tersebut mengeja namaku

Aku langsung berkata dalam hati bahwa tidak mungkin orang tersebut mengenalku, sebab orang yang mengenalku biasanya memanggilku “Dila”.

ya benar pak, ini dengan siapa?” tanyaku penasaran

ini mbak, saya dari Ind***t, mau  nganterin paket hadiah, tapi saya ga bisa nemuin alamat mbak, saya sekarang di deket Apotik” bapak tersebut menjelaskan

Otakku langsung berpikir, hadiah apa ya? Lalu aku mencoba mengingat-ingat, apakah aku pernah ikut kuis atau sejenisnya. Dan...ahaaa.... ya benar, kemaren aku ikut kuis dan mendapatkan hadiah boneka Line yang akan dikirim ke alamat masing-masing pemenang katanya. Sudah agak lama aku menunggu paket hadiah ini, saking lamanya menunggu, aku sudah tidak terlalu berharap. Eh... tak disangka, ternyata hadiahnya datang juga -alhamdulillah-. Lalu bergegaslah aku langsung keluar dari kosan dan mengahmpiri bapak tersebut yang menunggu di dekat apotik.
Ketika aku menemukan bapak tersebut, senang sekali rasanya melihat boneka Line berukuran besar yang beliau bawa. Aku segera memanggil bapak tersebut dan menghampirinya.

“bapak tadi yang nelpon saya?” aku memastikan apakah benar bapak ini atau tidak

kamu Pradila Maulia?” si bapak balik bertanya

“ia pak, bener... saya Pradila Maulia

Minggu, 01 Desember 2013

Travelling (Bagian 2)

Mendapatkan kabar bahwa acara jalan-jalan kami batal oleh orang yang merencanakan jalan-jalan ini sebelumnya, membuat aku, Dita dan Ulfi tidak terima. Setelah datang menjenguk adik-adik SMA dan “guru tersayang” mereka, Dita dan Ulfi mengatakan bahwa Arya tidak mau ikut jalan-jalan, dia bilang males. Tentu saja aku tidak terima dengan pernyataan dan alasannya, sebab aku telah membatalkan beberapa agenda demi jalan-jalan ini. Lah... bagaimana bisa dibatalkan hanya demi alasan males? -alasan ditolak-. Karena Ulfi dan Dita sudah angkat tangan terhadap Arya, akhirnya aku yang harus turun tangan mengatasi anak yang satu ini. Setelah mengirimkan beberapa sms, Arya pun meg-ia-kan, dan jalan-jalan pun jadi -yeeeiii-
             Sebenarnya aku merasa tidak enak hati karena terkesan memaksa, tapi yang sebenarnya mengajak kami ke tempat ini adalah si Arya. Tapi menjelang H-1 keberangkatan, eh dia malah membatalkan rencana ini. ya udahlah...yang penting kami akhirnya pergi juga ke tempat ini. tempat yang kami kunjungi adalah “curug seribu” curug artinya air terjun, seribu karena batunya banyak -ribuan-. Kata Arya, kami ke curug seribu bertujuan untuk melatih fisik agar nanti jika kami naik gunung, tidak kaget.
            Letak curug seribu tidak terlalu jauh dari kampus kami, curug ini terletak di kaki Gunung Salak. Jadi kami memutuskan pergi ke sana menggunakan motor dengan helm yang sama -haha-. Di tengah jalan, kami sempat tersesat karena sang penunjuk jalan (Arya) tiba-tiba hilang. Sambil menunggu bertemu dengannya, kami makan soto mie dulu karena laper banget. Oya, soto mie-nya enak bangeeet, kayaknya soto mie terenak yang pernah aku makan di Bogor -uenak tenaan-. Sepanjang perjalanan, si Arya jelas-jelas terlihat sangat terpaksa pergi bersama kami. Tapi kami berusaha bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, biar dia tidak semakin menjadi-jadi.
            Untuk masuk ke daerah curug seribu ini, kami harus melewati jalan yang penuh dengan batu. Alhasil, motor kami meliuk-liuk tak karuan dan benar-benar seram. Setelah memarkir motor, kami harus melanjutkan dengan berjalan kaki. Ternyata kami harus masuk hutan. Medannya naik, turn, naik lagi dan turun lagi, sehingga harus benar-benar hati-hati. Sepanjang perjalanan menuju curug tersebut, Dita, Ulfi dan Aku selalu bercanda dan tertawa untuk menghilangkan rasa lelah. Namun, si Arya masih didominasi sikap diam, dia hanya berbicara ketika mengingatkan kami agar hati-hati.
            Awalnya aku kira, lokasi curug cukup dekat. Ternyata lumayan jauh, setiap kali kami bertanya kepada Arya tempatnya jauh apa tidak, dia akan selalu bilang masih jauh #huft. Dia bilang, “jika kita sudah sampai di curug yang kecil, berarti separuh perjalanan lagi ke curug yang besar”. Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya sampailah kami di sebuah air terjun yang menurutku lumayan besar. Namun ternyata, itu adalah curug yang kecil. Padahal aku sudah merasa berjalan sangat jauh, berarti masih setengah perjalanan lagi. 

Rabu, 27 November 2013

Merasa Kembali pada Masa Kecil

Hari ini aku sendiri di kamar kosku, ini biasanya terjadi setiap hari kamis. Sebab adikku dan Naila sudah berangkat kuliah jam 7 tadi pagi, sedangkan aku tidak ada jadwal kuliah apapun hari ini. ketika bangun tidur, tiba-tiba perutku lapar sekali. Kemudian aku putuskan untuk memasak sendiri, tidak membeli di warteg atau warsun -he-. Setelah selesai mandi dan shalat dhuha, mulailah aku bereksperimen di dapur. Sejak aku dikelilingi oleh orang gizi dan biokimia, aku mulai menyadari pentingnya makanan bergizi seimbang. Jadi masakanku hari ini harus bergizi seimbang, ada karbohidrat, protein, serat dan tentunya bervitamin. Dan hasil masakanku hari ini adalah nasi + sayur sop + bakwan jagung + ikan teri asam manis -maknyusss-.
            Setelah semua siap, aku bawa semua masakan itu ke kamar dan mulai makan dengan lahap makanan yang serba masih panas tersebut. Enak sekali rasanya... tapi, tiba-tiba jantungku berdetak lebih kencang dan air mataku tiba-tiba keluar. Aku menangis, ya... aku benar-benar menangis. Aku menangis karena aku tiba-tiba rindu pada nenekku. Saat makan tadi, tiba-tiba aku rindu saat aku makan masakan beliau. Sejak kecil aku memang tinggal bersama kakek dan nenekku, aku tumbuh besar bersama mereka. Nenekku adalah orang paling ikhlas dan sabar yang pernah aku temui seumur hidupku. Aku selalu ingat ketika dulu saat aku masih SD, setiap aku dan adikku pulang sekolah, nenekku selalu setia menunggu kami dan segera menyiapkan makan siang untuk kami. Bahkan ketika beliau tertidur lelap pun, beliau akan segera bangun ketika kami pulang sekolah untuk menyiapkan makanan. Kami berdua pun makan dengan lahapnya, dan beliau akan dengan setia duduk di hadapan kami sampai kami selesai makan.
            Kenangan seperti itulah yang membuatku menangis tadi saat aku sedang makan. Sungguh keadaannya sangat berbeda, dulu aku makan masakan nenekku yang sangat enak bersama adikku dan didampingi nenekku sampai selesai makan. Tapi sekarang, aku makan masakanku sendiri yang kemudian aku makan sendiri.
Kejadian yang aku alami tadi mirip dengan kejadian di film kartun yang menceritakan tentang tikus yang sangat ahli memasak, tikus ini juga bisa bicara. Si tikus ini kemudian membantu seorang koki muda memasak masakan yang akan dinilai oleh koki senior yang sudah sangat ahli. Lalu si tikus inilah yang kemudian memasak dengan cara berdiri didalam topi koki dan mengendalikan gerakan koki dengan menarik rambut sang koki. Singkat cerita, akhirnya jadilah masakan itu yang kemudian disajikan di hadapan koki senior tadi. Si koki muda sangat gugup. Ketika koki senior mencicipi masakan itu, tiba-tiba si koki senior meneteskan air mata. Ada apa gerangan? Si koki muda semakin gugup dan takut. Ternyata si koki senior menangis karena masakan yang dimasak oleh tikus dan koki muda mampu membawanya ke masa kecilnya dulu. Rasa masakan tadi sangat mirip dengan masakan yang dimasak ibunya ketika ia masih kanak-kanak. Dia sangat bahagia karena masakan itu mampu memutar kembali memori masa kecilnya. Perasaan bahagia yang sangat membuncah membuatnya tak bisa menahan air mata haru.

Ku Ingin Dia yang Sempurna

Ku ingin dia yang sempurna... untuk diriku yang biasa...”
            Kalimat di atas merupakan kutipan lirik lagu yang akhir-akhir ini menjadi lagu favorit orang-orang di sekitarku, termasuk aku. Lirik yang bagus diimbangi dengan kualitas sang penyanyi yang tidak diragukan lagi kualitasnya. Saking sukanya, bahkan tak jarang aku dan teman-temanku menyanyikan lagu ini secara bersama-sama.
            Namun, ada hal lain yang menarik perhatianku pada lagu ini. bagiku makna dari lirik lagu ini menggambarkan kebanyakan watak manusia. Ya, manusia, makhluk yang paling sempurna dengan akal pikirannya. Sepertinya memang fitrah manusia untuk selalu berusaha untuk mencari yang sempurna. Nah, contoh konkrit misalnya, ketika beberapa waktu yang lalu saat aku berbelanja di sebuah toko sembako, ada seorang remaja putri yang sedang berdiri menunggu seseorang. Perawakannya seperti kebanyakan gadis sunda, putih, bersih dan cantik. Lalu, tiba-tiba datanglah seorang bapak-bapak yang kemudian menghampiri anak itu. Seorang bapak lainnya berkelakar mengejek sang bapak tadi.
ini benar anakmu?” katanya sambil tertawa
lah ia dong... cantik kan?” bapak si Anak terlihat bangga
gak percaya... kok beda banget ya... hahaha” si bapak tertawa terbahak-bahak
eh... jangan salah... bapaknya boleh jelek, tapi lihat dulu ibunya...haha” sang bapak berusaha menjawab lawakan bapak yang tadi.
            Melihat kejadian tersebut, aku hanya bisa ikut tertawa sambil berusaha berpikir lebih jauh. Oh... ternyata begitu ya... sang bapak dengan kata lain menikahi seorang wanita cantik dengan harapan dapat memperbaiki dan menyempurnakan keturunannya. Apakah cara tersebut diperbolehkan? Tentu boleh, sah-sah saja jika si bapak kemudian berusaha untuk menikahi istrinya yang cantik agar keturunannya menjadi lebih baik dan lebih sempurna daripada generasinya.

Minggu, 10 November 2013

Mecoba Kemampuan Corel

Akhir-akhir ini aku merasa sangat suka dengan dunia desain. Bukan karena aku pintar atau sudah sangat ahli, tapi karena penasaran aja sama cara kerja mereka yang pintar desain. jadi aku mulai mencoba-coba untuk mendalami bidang ini. dimulai dengan menginstall software desain di laptop saya tercinta ini. lalu mulai mengutak-atiknya #hehe

kemarin mencoba-coba membuat satu tokoh kartun yang cukup tenar, alhamdulillah berhasil. yah...meskipun masih terlihat kaku. aku akan perlihatkan gambar asli dan hasil gambarku di bawah ini

 ini adalah Luffy hasil desainku

ini adalah luffy yang asli

beti -beda tipis- lah ya :D

Rabu, 06 November 2013

Travelling (Bagian 1)


Menyadari bahwa hidup itu tidak bisa dilalui seorang diri, maka aku putuskan dalam hidupku ini, aku harus punya tim. Di tulisan sebelumnya mungkin aku telah menceritakan tentang tim karya tulisku. Maka beberapa waktu yang lalu aku membentuk tim baru lagi, yakni tim travelling. Sesuai dengan namanya, tim ini adalah tim yang dikhususon untuk melakukan kegiatan jalan-jalan. Kemana? Kemana saja, pokoknya dengan tim inilah aku akan jalan-jalan nantinya. Anggota tim ini tidak banyak, hanya 5 orang –boleh ditambah kalau mau-. Untuk sementara ada aku, Dita, Ulfi, Utari, dan Arya (those we are). Untuk selanjutnya mungkin akan segera aku bentuk tim Rumah tangga #eaaaa.
Beberapa minggu yang lalu, aku dan teman-teman tim travelling-ku memutuskan untuk jalan-jalan ke kota kembang, Bandung. Rencana awalnya ingin jalan-jalan ke kawah putih, gunung tangkuban perahu, dan tempat wisata lainnya di sana. Eh ia, tak lupa pula kami juga ingin berkeliling di universitas Teknik yang katanya paling kece disana, yakni Institut Tani Bogor Institut Teknologi Bandung (ITB).
            Perjalanan menuju Bandung tak tau kenapa penuh dengan cobaan. Bayangkan saja, perjalanan Bogor-Bandung yang seharusnya ditempuh dalam waktu 3-4 jam saja, kami tempuh sampai sekitar 7 jam. Biasanya sih ya, aku tertidur sekali saja, ketika bangun udah sampai di Bandung, tapi kali ini aku tidur, bangun, tidur, dan bangun lagi tetap aja masih di jalan *lamaaa bangeet. Ini semua karena kami salah naik bus. Bus yang seharusnya kami tumpangi adalah bus warna biru berlabel MGI, eh malah naik bus lain (lupa apa labelnya) yang sudah agak penuh, niatnya ingin menghemat waktu agar tidak terlalu lama nunggu penumpang. Tapi ternyata justru menyiksa kami. Bayangkan saja, AC busnya mati, sehingga para penumpang marah-marah karena merasa kekurangan oksigen di dalam bus. Setelah udara agak dingin dan mendekati Bandung, Hujan pun turun. Para penumpang semakin kesal karena busnya bocor,,, tepat di dekat tempat dudukku. Okee...sabarrr,,,, aku dan timku mencoba sabar, berbeda dengan bapak-bapak yang akhirnya bersama 2 anaknya memilih turun dan naik bus lain. Memang, hidup adalah pilihan.

Kamis, 31 Oktober 2013

Ingat Sakit yang Lebih Parah

Sakit tenggorokan, disertai flu dan batuk. Sakit yang paling aku takutkan dan paling tidak aku sukai. Beruntungnya, sakit ini sedang menyerangku dari kemarin. Dengan sebab yang tidak jauh berbeda dari sakit-sakit sebelumnya. Sakit ini disebabkan karena minuman dingin dengan banyak es dan pemanis buatan yang aku minum. Kali ini disebabkan karena es teh, sebelumnya biasanya oleh es kelapa. cuaca Bogor yang sangat terik di siang hari membuatku tak tahan untuk membeli minuman dingin dan lupa akan dampak negatifnya, seperti sekarang ini.
            Sakit sebenarnya menjadi peluruh dosa apabila kita sabar menghadapinya. Tapi, sayangnya aku tidak sabar dengan sakit yang ini. karena ketika bangun tidur, tenggorokan rasanya sakiiit banget. Kalau tidak tidur, kepala pusing dan hidung meler disertai badan yang panas. Tidak bisa mengerjakan tugas, tidak bisa ikut rapat organisasi, dan tidak bisa mengawas ujian. Rasa sakitnya tidak akan terasa hanya saat tidur, tapi ketika bangun tidur tak tahan rasa sakit di tenggorokan. Jika sakit ini telah menyerang, maka aku akan kalap. Meminum banyak obat. Mulai dari larutan penyegar cap ka** ti**, vitamin C, adem sa** dan lainnya. Aku tidak sabarrr ingin cepat sembuh.

Jumat, 18 Oktober 2013

Enaknya Menjadi Kami


Aku punya saudara kembar, yang katanya orang sih mirip bangeeet –padahal aku ga merasatuh #haha-. Dari kecil, orang tua dan saudara-saudaraku men-setting agar kami benar-benar terlihat kembar. Bayangkan saja, kami akan selalu dibelikan baju yang sama, sepatu yang sama, celana yang sama, bahkan sampai hal-hal kecil seperti penghapus dan isi kotak pensil yang kecil lainnya akan beliau-beliau belikan yang sama.
            Apakah kami senang? Senang atau tidak, yang pasti kami sangat bersyukur karena Allah telah memberikan beliau-beliau ini (orang tua dan kakak-kaka saya) yang sangat peduli terhadap kebutuhan kami (aku dan saudara kembarku). Meskipun, kadang-kadang kami merasa sedikit risih jika harus memakai atribut yang sama.
Ga tau kenapa ya, aku kadang merasa malu kalau baju kami sama. Padahal aku perhatikan anak kembar yang lain terlihat sangat senang memakai baju dan peralatan yang sama dengan kembaran mereka. Tapi aku tidak, why? Sebab jika orang-orang tau dan sadar kami kembar, mereka akan memperhatikan kami dan nanya inilah,,,itu lah... seakan-akan mereka menemukan sesuatu yang unikdan lucu. Aku merasa dianggap seperti anak kecil...padahal aku tidak suka diperlalkukan seperti itu –plis deh... aku kan udah dewasa #tsaah~~-
            Saking besarnya keinginanku untuk menikmati hidup sebagai bukan anak kembar, aku dan adikku memutuskan untuk masuk di SMA yang berbeda. ceritanya, di Kabupaten tempat tinggalku ada 2 SMA terkenal yang saling bersaing untuk menjadi yang terfavorit, yakni SMAN 1 Pamekasan (Smansa) dan SMAN 3 Pamekasan (Smaga).

Sabtu, 13 Juli 2013

Semoga Besok Dimudahkan

Hari ke empat Ramadhan, alhamdulillah aku sudah bisa puasa #horeee. Tadi pagi hampir aja kesiangan dan ga sahur gara-gara udah biasa ga bangun sahur. Tapi untungnya temenku membangunkanku ketika jam 03.30 WIB. Alhamdulillah..masih bisa sahur... setelah sahur, aku memutuskan untuk tidak tidur dan menunggu datangnya subuh, tak beberapa lama setelah ngaji beberapa lembar, akhirnya subuh pun datang. Aku langsung cap cus shalat sendirian di mushollah karena temanku yang lain pada tidur. Setelah shalah subuh, awalnya aku berencana untuk membaca buku dan menunggu waktu duha. Tapi, mataku ga kuat, akhirnya aku ke kamar dan tidur.

Alhasil... taukah kawan aku bangun jam berapa? Aku bangun jam 08.30 pagi -ckckck-. Aku melihat jam sambil mengucek-ngucek mata, awalnya tak percaya, tapi setelah aku perhatikan dengan benar, ternyata memang benar  sudah jam 08.30. akhirnya aku buru-buru bangun dan menuju kamar mandi untuk mandi. Teman-temanku yang lain masih nyenyak dalam tidurnya. Ga tau kenapa, aku merasa rugi aja kalau di bulan yang penuh berkah ini aku habiskan hanya untuk tidur, meskipun tidurpun juga ibadah.

Setelah mandi, aku mengingatkan Taufiq untuk mengantar surat undangan untuk para pengusaha kerupuk yang akan kami undang dalam acara sosialisasi yang akan kami lakukan, pada hari minggu besok. Karena aku tidak ada kegiatan di rumah, aku memutuskan untuk ikut mengantarkan undangan. Akhirnya kami pun pergi ke rumah ketua RT 01 untuk menyerahkan undangan.

Es Batu Gratis

Hari ke 3 di bulan Ramdhan yang penuh berkah, masih di tempat KKP, dan masih belum puasa. Karena sedang tidak puasa, aku malees banget yang mau bangun buat sahur, ya iaaa lah...mau ngapain juga. Tapi seharusnya aku harus bangun buat masak untuk sahur temen-teman. Karena yang bertugas masak adalah aku dan Dewi. Pas masih siang atau sore, aku menyanggupi buat bantu dewi masak sahur. Tapi, pas saat sahur tiba, tetap saja aku ga bagun -hehehe maafin ya wi-

Meskipun aku tidak membantu masak ketika sahur, tapi aku tetap bantu masak kok buat buka puasa. Jadi tukang icip-icip #plaak. Lah...ini penting lho... agar masakan tetap terjaga cita rasanya -haha-. Selain tugas icip-icip, tugas pentingku yang lain adalah membeli es batu. Kenapa harus aku yang beli? Sebab jika bukan aku yang beli, maka dapat dipastikan es batu yang diharapkan tidak akan didapatkan.

Contohnya nih ya, pada hari pertama puasa aku dan 2 temanku bertanya dimana tempat penjual es batu karena di rumah kami tidak ada kulkas. Ibunya bilang ada di daerah cikamiri dekat pangkalan ojek. Mendapat info tersebut, aku memutuskan untuk mengirim sms kepada taufiq dan Ari agar mereka membeli es batu di tempat tersebut karena mereka naik motor. Sedangkan kami berjalan kaki dari kantor kecamatan. Namun, ketika sampai di rumah, mereka tidak membawa apa-apa, mereka bilang sudah nanya ke bapak-bapak di tempat pangkalan ojek dimana tempat pejual es batu, tapi bapak-bapak di sana bilang tidak ada tempat penjual es. Akhirnya aku lah yang mencari es batu ke rumah-rumah penduduk di dekat rumah kami. Dengan diantarkan seorang anak yang namanya Sofa, akhirnya kau mendapatkan es batu di rumah pak Jamal. Alhamdulillah....

Pada hari ke dua puasa aku meminta Ari untuk membeli es batu. Aku bilang kalo kemaren aku membeli es batu di rumah pak Jamal. Ketika kami menunggu es batu tersebut, tiba-tiba Ari datang tidak membawa apa-apa. Dia balilang udah pergi ke rumah pak Jamal, pas bilang mau beli es batu ibunya bilang tidak jual es batu. Akhirnya aku lah yang harus turun tangan, tapi aku tetap mengajak Ari untuk ikut agar dia tau tempat membeli es dan aku tidak perlu membeli esl lagi.

Kamis, 11 Juli 2013

Menjadi Penakut

Hari ini adalah hari kedua Ramadhanku di tempat KKP, tapi aku belum bisa berpuasa. Tidak berpuasa ketika orang lain berpuasa itu rasanya ga enak banget. Kayak kurang dapet aja feel-nya kalo lagi Ramadhan. Mau makan ga enak sama yang lagi puasa, jadi ga nafsu gitu dah buat makan. Hal yang paling tidak mengenakkan adalah ketika teman-teman yang lain pergi shalat taraweh ke masjid. Aku sendiriaaan. Aku takuuut... why?

Jadi gini... sifat penakutku ini muncul di tempat ini karena teman-teman KKPku. Pada suatu malam, tepatnya hari ke-2 aku tinggal di rumah kos di tempat KKP. Saat itu kami sedang berdiskusi tentang program kami di depan TV. Agar tidak terganggu dengan suara TV, aku memutuskan untuk me-mute suara TV-nya. Diskusipun berjalan lancar hingga diskusi sampai pada program terakhir yang akan kami laksanakan. Salah satu temanku, Dewi tiba-tiba memperbesar volume TV. Karena aku merasa terganggu, aku kembali me-mute TV. Namun, dengan ekspresi aneh si Dewi langsung berkata:

“jangan di-mute dil... perasaan gue ga enak...”

“lah...gue udah dari tadi merasa kayak gitu sama si Ari” kata Taufiq

“ia nih...seharusnya kita ngaji bareng dulu pas nempatin rumah ini” Dewi menambahkan

“aaaaa..... apaan sih kalian ini....ihhh....” aku langsung parno sendirian

Selasa, 09 Juli 2013

Kuliah Kerja Profesi di Garut

Departemen memutuskan bahwa untuk kegiatan Kuliah Kerja Profesi  (KKP) bagi angkatanku hukumnya sunnah. Artinya kami diberi kebebasan untuk memilih KKP, magang, ataupun berlibur di rumah. Mendengar keputusan tersebut, aku benar-benar tidak suka. Sebab, hal tersebut justru membuatku bimbang harus memilih yang mana. Akhirnya aku mulai mencari info siapa saja teman-temanku yang ikut KKP atau magang. Usut puya usut, ternyata bagi yang memilih KKP, akan masuk sks. Wah,,,lumayan tuh,,,akhirnya, sedikit mantap aku memutuskan untuk mendaftar KKP. Daerah yang aku pilih adalah Jambi atau Garut. Namun, ternyata akhirnya aku ditempatkan di Garut. Semoga saja ini yang terbaik ya Allah...amin...

Setelah ujian akhir semester berakhir, ada jeda sekitar satu minggu menuju KKP. Sedih sekali saat itu, adikku ada fieldtrip ke Bali, si Ulfi mau pulang ke Madura. Huft... aku ngapain ya di kosan? Akhirnya aku memutuskan untuk menelpon ibu. Pas aku cerita bahwa aku sendirian di kosan, beliau bilang “ya udah pulang aja” waoww...beneran nih? Asyikk...akhirnya aku langsung caoo...memesan tiket kereta. Tapi, sayang banget,,,malam sebelum aku pulang ke Madura, aku dan Ulfi mengalami kecelakaan motor, lututku luka, dan ada beberapa lebam di badan. Alhasil... aku pulang dalam keadaan badan yang remuk #ngilu. Selama di kereta, aku dan ulfi benar-benar merasa remuk di sekujur badan, sampai mengangkat tanganpun terasa ngilu semua. Tapi... keetika ingat bahwa tujuan kami adalah pulang, semua terasa ringan kembali.

Beberapa hari berada di rumah membuat semangatku benar-benar kendor untuk mengikuti KKP, tidak ada semangat. Sampai-sampai, aku merasa menyesal kenap aku memilih KKP, kenapa ga memilih libur aja. Sempat berencana untuk membatalkan KKP, tapi teman-teman kembali mengingatkan bahwa banyak hikmah yang bakal aku dapat di KKP ini. setelah dipikir-pikir sih, jika aku membatalkan KKP, maka aku akan merusak  sistem. Okelah... akhirnya aku tetap bertahan untuk tetap memilih KKP. Ya Allah..semoga ini memang yang terbaik...amin...

Jumat, 14 Juni 2013

Aku, Kau, dan Mereka Tersihir




Pagi ini entah kenapa keinginanku untuk pergi ke tempat ini sangat kuat. Tak peduli ada teman atau tidak, aku sangat ingin pergi ke tempat ini. memang akhirnya aku pergi sendiri ke tempat ini. tempat ini adalah tempat yang paling menenangkan yang ada di kampus, tempat no.1 yang paling aku rindukan ketika aku pulang ke kampung halaman ketika liburan. Tempat yang menurutku serba sejuk, serba menentramkan dan serba enak makanannya. Tempat ini adalah masjid kampus IPB, namanya masjid Al-Hurriyyah IPB.

Masjid Al-Hurriyyah berada di tengah-tengah kampus, jadi membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai di masjid ini. konon katanya, masjid ini adalah masjid kampus terbesar ketiga di Indonesia. Bangunannya unik, sangat melambangkan IPB yang identik dengan bentuk bangunan segi tiga, desain masjid inipun identik dengan bentuk segi tiga. Indah sekali... selain indah, fasilitasnya juga lengkap. Ada wifi untuk internetan, ada perpustakaan, ada kantin yang menjual berbagai makanan (sekedar info, mie ayam dan es teler di kantin masjid ini adalah mie ayam paling enak seantero IPB dan sekitarnya), serta ada hutan rimbun yang mengelilingi masjid ini. jadi dapat dibayangkan betapa sejuknya masjid ini.

Ketika aku tiba di pelataran masjid, aku mendengar sayup-sayup dari speaker masjid orang mengaji. Sepertinya ada acara, ketika aku masuk ke dalam masjid dan menuju ke lantai 3 tempat akhwat, aku melihat beberapa orang membaca al-qur’an. Semakin ke lantai 2 semakin banyak akhwat yang membaca al-Quran. Mereka terlihat sangat menikmati membaca al-quran itu, ada yang duduk dengan khidmat, ada yang sambil tidur-tiduran, ada pula yang membaca sambil berdiri dan mondar-mandir memegang al-Quran, sepertinya dia mondar-mandir agar tidak ngantuk. Ada kesamaan yang aku tangkap dari mereka semua, mereka seperti sangat menghayati al-quran yang mereka baca, mereka fokus, mereka seperti tersihir dengan ayat-ayat cinta dalam al-Quran yang mereka baca. Subhanallah...

Tugas Akhir

Udah jam 0:59 pagi, jam 6 pagi nanti katanya ada acara FEM Day dalam rangka merayakan Dies Natalis FEM yang ke-13 (bener ga sih -__-).  Tadi pagi ujian ekonomi Keuangan Internasional bener-bener dahsyat soalnya. Sebenarnya apa yang ada di soal tadi adalah semua yang diajarkan dosen, aku ngerti, tapi entah kenapa sulit sekali mengungkapkannya dalam bentuk tulisan #plakk alasan aja.

Sebenernya, ada satu hal yang membebani pikiranku akhir-akhir ini. apa itu? Yup, benar sekali... tugas akhir atau yang biasa kita sebut skripsi. Skripsi sebenarnya ibarat tugas membuat karya tulis aja sih, tapi... mungkin karena kebanyakan mahasiswa memasang mindset bahwa skripsi itu susah, jadinya skripsi menjadi sesuatu yang sulit dan wow bangeeet. Sialnya, sepertinya aku terkena imbas mindset itu #tidaaakk.
Sepertinya aku adalah orang yang agak perfeksionis. Aku ingin membuat skripsi yang tidak biasa, yang berbeda, yang berpengaruh signifikan, yang aku banget, yang wow lah pokoknya. Tapi... susah sekali mendapatkan inspirasi. Seharusnya inspirasi itu muncul ketika pelajaran metode penelitian, agar tugas-tugas metode penelitian yang aku kerjakan sekalian menyicil skripsiku. Sekali lagi... inspirasi itu susah, tidak bisa dipaksakan.


Rasanya iri banget liat temen-temen di sekelilingku udah memiliki topik dan judul yang mantep, tulisan udah mulai nyicil, penelitian mulai jalan, bahkan ada yang udah didanai. Kapan aku? Aku kapan? Kalau Cuma mengeluh dan iri pada teman tidak akan menyelesaikan masalah dila... aku harus bangkit...aku harus fokus...aku harus cari informasi lebih banyak lagi...bekerja lebih cerdas lagi... ya Allah... ya Robbi... permudahlah tugas akhirku ya Allah...amin...

Jumat, 07 Juni 2013

Kita saling melengkapi?


Alhamdulillah...tugas sudah selesai, sudah lepas dari semua teror teman-teman yang bagian editing tugas. Sekarang saatnya belajar untuk UAS. Tapi... ada satu lagi niat yang harus aku tunaikan sebelum belajar, apa itu? Yup menulis blog dan menceritakan tentang kalian. Keinginan ini sudah muncul agak lama, tapi baru bisa aku tunaikan sekarang. Sebab dari kemarin belum ada celah waktu untuk menulis.

Aku tak mau pengalamanku bersama kalian hanya terlewat saja oleh waktu tanpa ada bekasnya, atau jika ada bekas jejaknya hanya tersimpan dalam pikiranku saja. Aku tak mau, aku mau setelah aku tiada pun orang lainpun juga bisa mengambil hikmah dari pengalamanku ini, termasuk kalian.

Kita, kalian...Kenapa aku menggunakan kata ganti jamak, karena aku akan bercerita tentang beberapa orang. Tentang tim-ku, lebih tepatnya tim PKM (program Kreatifitas Mahasiswa) yang terdiri dari 5 orang. Aku, Dita, Ulfi, Arik, dan Faisal. Inilah tim yang kami bentuk. Alhamdulillah untuk tahun ini kami lolos 2 PKM didanai DIKTI, PKM yang sebenarnya sangat berjauhan kaitannya, yakni PKMK dan PKMP.

Bagaimana awal mula tim ini dibentuk?

Awalnya kami bertiga (Aku, Dita, dan Ulfi) merupakan satu tim untuk mengikuti lomba KTI (Karya Tulis Ilmiah) dimana tim ini kami beri nama -tim Geng Gong. Jadi, aturan mainnya, setiap ada lomba KTI kami bertiga ikut atas nama tim Geng Gong tersebut. Alhamdulillah kami telah mendapatkan beberapa kejuaraan -#plakkGaBoleh Sombong-. setelah ada pengumuman bahwa proposal PKM sudah dapat dikirimkan, kami bertiga berpikir untuk mencari anggota tim tambahan karena PKM memang butuh SDM lebih agar tidak keteteran.

Kamis, 23 Mei 2013

Diiringi Musik

waktu makan siang adalah waktu dimana kantin-kantin kampus dikerubungi oleh mahasiswa. termasuk kantin yang aku kunjungi siang ini. hari ini aku kuliah di Fakultas kehutanan. setelah kuliah selesai, aku memutuskan untuk makan siang di kantin dekat ruang kuliah, tak tau apa nama kantinnya.benar saja, sesampainya di kantin tersebut, sudah tidak ada tempat duduk yang koson. ramai sekali, tak hanya mahasiswa yang memenuhi tempat duduk di kantin, tetapi juga ada beberapa anak SMA yang tak jauh dari kantin juga makan di kantin ini.

meskipun telah tak ada tempat duduk untuk kami, aku dan temanku tetap memesan makanan (sate ayam Madura) dengan harapan akan ada anak yang segera pergi apabila telah selesai makan. kamipun membagi tugas, temanku memesan makanan, sedangkan aku bertugas mencari tempat duduk. yup... dapat...ada tempat duduk kosong yang aku temukan. alhamdulillah... aku tag tempat duduk tersebut dengan memberi penanda tas di meja. lalu, aku menemui temanku yang sedang antre memesan makanan.

kamipun mulai makan dengan lahap karena kami sudah sangat lapar. tiba-tiba duduklah seorang bapak yang juga memesan makanan di dekat kami. bapak ini langsung membuka percakapan dengan menanyakan jurusan kami. lalu, tanpa diminta, mengalirlah berbagai cerita dari si bapak tentang orang-orang yang beliau kenal di fakultas kami (Fakultas ekonomi dan Manajemen), masa lalu beliau, dan lain-lain. tak tau kenapa, aku merasa bapak ini agak aneh. beliau kemudian bertanya apakah kami sudah shalat dzuhur apa belum, aku memang belum shalat saat itu, jadi aku jawab kalau aku belum shalat. lalu si bapak mulai menasehati kami tentang pentingnya shalat tahajjud, dan selalu mengingat Allah. "kalau kamu istiqomah shalat tahajjud, InsyaAllah semua keinginanmu akan terkabul". si bapak kemudian mengeluarkan mushaf kecil dari dalam tasnya. "ini ih... yang selalu saya bawa kemana-mana..." kata beliau sambil memperlihatkan mushaf tersebut. aku dan temanku hanya bisa mengangguk-ngannguk.

Rabu, 15 Mei 2013

Selalu Ada Masa


Selalu ada masa dimana semuanya seolah-olah menghimpit
Semua pintu seolah tertutup
Semua celah seolah tak tampak
Semua kawan seolah menghilang
Semua seolah redup tampa warna
Ketika masa itu datang… tak usah khawatir selalu ada Dia yang dapat menjadi tempat untuk berkeluh kesah…
Tak usah ragu... yakinlah… pertolongan-Nya nyata

Selalu ada masa dimana semua seolah berhenti sejenak
Mempersilahkan kita untuk maju dan bergerak
Semua seolah mendukung dengan tulus
Semua seolah ingin kita berhasil
Semua seolah menguatkan pundak kita
Ketika masa itu datang… jangan ragu…
Langkahkan kaki dan majulah menuju tujuanmu
Tapi…kita tak boleh lupa kepada-Nya
Selalu bersyukur di saat lapang maupun sempit
Karena dengan selalu mengingat-Nya… hati ini menjadi tentram dan tenang
insyaAllah…

Maka (ketahuilah) sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah [94]:5)

Selasa, 19 Maret 2013

Menawar dengan Muka Polos Itu Ampuh


 Beberapa hari yang lalu, Formasi mengadakan bazar di koridor pinus. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 13-an stand yang mengisi bazar tersebut. Mulai dari stand buku, baju, sampai makanan semuanya ada. Salut banget deh buat temen-temen departemen b-shafar (bisnis syariah dan fun rising) yang telah men-desain dan mengatur acara ini. Tambah salut sama mereka karena departemen ini anggotanya akhwat semua. Benar-benar akhwat tangguh –calon istri yang baik insyaAllah-

Stand yang paling besar adalah stand buku-buku dari penerbit mizan. Berbagai macam buku ada di sini. Banyak sekali buku yang menarik hati, harganya pun juga murah. Buku yang dijual mulai harga 12 ribu. Kami para pengurus formasi saling bergantian menjaga stand ini di sela-sela jadwal kuliah kami. Yang paling bekerja keras sih para ikhwannya, karena mereka harus nginep di koridor pinus buat jagain buku-buku itu.

Jujur, aku seneng banget jagain stand buku itu. Why? Soalnya aku bisa baca-baca buku gratis -hehehe-. Nah, ketika menjaga stand buku itu ada sebuah kejadian lucu yang aku alami menghadapi seorang pembeli. Dia adalah seorang mahasiswa laki-laki angkatan 49 –masih TPB-. Anak yang satu ini melihat-lihat satu buku –lupa judulnya apa- layaknya para pembeli yang lain. Bukunya dibolak-balik, lalu ditaruh di tempatnya kembali. Dia berjalan sambil melihat buku yang lain, lalu tak lama kemudian balik lagi melihat buku yang tadi. Aku awalnya tak heran melihat anak ini, karena kebanyakan orang kalau mau beli buku memang seperti itu.

Pada saat itu, aku harus meninggalkan stand bazar karena ada janji dengan dosen pembimbing PKM. Akhirnya, aku segera pergi karena tidak enak jika aku datang terlambat menemui beliau. Setelah sekitar 30 menit-an menemui dosen, aku kembali lagi ke stand. Ternyata anak yang tadi masih ada di stand bazar, tapi kali ini dia terlihat mantap untuk membeli buku yang tadi. Dia angkat buku itu dan bertanya kepadaku dan Dewi