Subscribe:

Rabu, 06 November 2013

Travelling (Bagian 1)


Menyadari bahwa hidup itu tidak bisa dilalui seorang diri, maka aku putuskan dalam hidupku ini, aku harus punya tim. Di tulisan sebelumnya mungkin aku telah menceritakan tentang tim karya tulisku. Maka beberapa waktu yang lalu aku membentuk tim baru lagi, yakni tim travelling. Sesuai dengan namanya, tim ini adalah tim yang dikhususon untuk melakukan kegiatan jalan-jalan. Kemana? Kemana saja, pokoknya dengan tim inilah aku akan jalan-jalan nantinya. Anggota tim ini tidak banyak, hanya 5 orang –boleh ditambah kalau mau-. Untuk sementara ada aku, Dita, Ulfi, Utari, dan Arya (those we are). Untuk selanjutnya mungkin akan segera aku bentuk tim Rumah tangga #eaaaa.
Beberapa minggu yang lalu, aku dan teman-teman tim travelling-ku memutuskan untuk jalan-jalan ke kota kembang, Bandung. Rencana awalnya ingin jalan-jalan ke kawah putih, gunung tangkuban perahu, dan tempat wisata lainnya di sana. Eh ia, tak lupa pula kami juga ingin berkeliling di universitas Teknik yang katanya paling kece disana, yakni Institut Tani Bogor Institut Teknologi Bandung (ITB).
            Perjalanan menuju Bandung tak tau kenapa penuh dengan cobaan. Bayangkan saja, perjalanan Bogor-Bandung yang seharusnya ditempuh dalam waktu 3-4 jam saja, kami tempuh sampai sekitar 7 jam. Biasanya sih ya, aku tertidur sekali saja, ketika bangun udah sampai di Bandung, tapi kali ini aku tidur, bangun, tidur, dan bangun lagi tetap aja masih di jalan *lamaaa bangeet. Ini semua karena kami salah naik bus. Bus yang seharusnya kami tumpangi adalah bus warna biru berlabel MGI, eh malah naik bus lain (lupa apa labelnya) yang sudah agak penuh, niatnya ingin menghemat waktu agar tidak terlalu lama nunggu penumpang. Tapi ternyata justru menyiksa kami. Bayangkan saja, AC busnya mati, sehingga para penumpang marah-marah karena merasa kekurangan oksigen di dalam bus. Setelah udara agak dingin dan mendekati Bandung, Hujan pun turun. Para penumpang semakin kesal karena busnya bocor,,, tepat di dekat tempat dudukku. Okee...sabarrr,,,, aku dan timku mencoba sabar, berbeda dengan bapak-bapak yang akhirnya bersama 2 anaknya memilih turun dan naik bus lain. Memang, hidup adalah pilihan.

            Kami baru sampai di terminal Bandung sekitar magrib akhir sudah hampir isya’. Alhasil sampai disana tidak ada damri. Karena malam itu malam minggu, kami memutuskan untuk naik taksi karena jika naik angkot maka dapat dibayangkan kemacetannya akan seperti apa. Alhamdulillah, setelah sekitar 20 menit perjalanan, kami sampai di tempat tinggal teman kami (baca: kost). Kami bersyukur karena punya teman-teman yang masih bersedia menampung kami dan menjadi tour guide kami. Mereka tak lain dan tak bukan adalah teman-teman SMA kami, atau adik kelas kami, atau kakak kelas kami.hehehe. setelah shalat, kami makan malam bersama di sebuah warung dan di tempat inilah teman kami menjelaskan tempat-temapat wisata yang akan kami kunjungi esok hari. Dengan sangat piawai dia menceritakan detail rute yang akan kami tempuh, padahal usut punya usut teman kami yang satu ini juga belum pernah ke tempat yang akan kami kunjungi besok -__- weleh...weleh... bagai bergantung di akar rapuh. Tapi, kami yakin, besok insyaAllah menyenangkan. Amin,,,
            Keesokan harinya adalah tour yang sesungguhnya, tapi sayangnya aku dan adikku datang paling terlambat, sehingga mereka semua harus menunggu kami #maaf. Total orang yang ikut dalam perjalanan kali ini adalah 13 orang. Setelah sarapan di kantin salman ITB, kami naik angkot menuju tempat wisata pertama, yakni Kawah putih. Sekitar 2-3 jam perjalanan, kami sampai disana. Untuk mencapai tempat kawah putih sendiri, kami harus naik kendaraan khusus lagi karena medannya yang lumayan sulit untuk angkot biasa, nama kendaraannya untang-anting. Selama di untang anting, kami selalu tertawa karena ada teman kami yang pandai melawak, yakni si Utari. Perjalanan kali ini menjadi semakin seru saja.
            Setelah sekitar 15 menit, kami sampai di kawasan kawah putih. Subhanallah...tempatnya keren bangeeet.... seperti kawasan yang ada di film-film (katanya sih tempat syuting film love love gitu #lupa). Ada danau dengan pasir yang putih kehijauan. Ranting ranting tanpa daun yang menghitam telihat sempurna berpadu dengan putihnya pasir yang berair hijau, indaaah bangeet. Oh ia, tempat ini juga dikelilingi tebing tinggi yang semakin menambah keindahan tempat ini. Ritual yang pasti kami lakukan adalah foto-foto, setelah puas foto-foto, kami pun berkeliling. Tapi lama-kelamaan dadaku sesak, napasku tidak enak. Ini pertanda bahwa aku dan teman-temanku harus segera enyah dan keluar dari tempat ini. sebab kata petugas, maksimal kami boleh di tempat ini hanya 15 menit saja. Jika telah terasa napas tidak enak, maka harus cepat keluar. Kamipun berduyun-duyun keluar dari tempat ini.


 
              Keluar dari kawasan kawah, kami memutuskan untuk shalat dulu, setelah shalat kamipun naik untang-anting lagi menuju tempat angkot kami yang tadi. Sesampainya di bawah, kami sangat lapar, dan mulai mencari makanan. Ada yang membeli bakso, jagung bakar, strowberry, blackberry (ini buah ya), sampai bandrek. Setelah semua puas dan semua kenyang..kami melanjutkan perjalanan. Cap cusss...
            Tempat wisata kedua adalah situ patenggang yang tak lain dan tak bukan adalah danau yang ditengah-tengahnya ada pulau kecil, dimana di pulau kecil itu ada batu cinta. Katanya sih, kalau menulis namamu dan pasanganmu di batu itu, bakal jodoh, ah ia? Aku tak percaya, aku hanya bisa menggeleng saja dalam hati, bagiku orang yang corat-coret di batu itu adalah orang alay -tititk-. Perjalanan menuju tempat ini benar-benar indah bangeeet... kami melewati hamparan kebun teh yang sedang hijau. Akhirnya, aku bisa merasakan juga lewat di tempat ini. padahal biasanya aku hanya bisa melihat hamparan kebun teh ini di tv #hehe. Hati kecilku dengan jujur berkata Bandung memang indah. Di situ patenggang ini kami naik perahu bersama-sama, menyenangkan sekali rasanya karena kami memilih perahu yang didayung, bukan yang bermesin.
Keadaan semakin seru sekali ketika melihat teman-teman berteriak jika perahu agak oleng. Sebenarnya aku juga takut sih, tapi berusaha tetap tegar dan berwibawa di depan teman-teman #tsaahhh. Ada satu teman yang sangat ketakutan ketika perahu kami oleng sedikit, dia secara spontan akan membaca shalawat, kalimat tahlil, dan lain sebagainya jika perahu agak oleng. Orang itu tak lain adalah anggota timku sendiri #memalukan ya, dia Arya. Tak kusangka, dia yang anak Fakultas kehutanan yang kami harapkan melindungi kami ternyata takut air -ckckck- katanya sih dia trauma karena pernah mengalami pengalaman buruk dengan air *kasihan juga sih sebenarnya.
 Keindahan danau ini makin terasa ketika tiba-tiba suasananya semakin berkabut, bayangkan saja, kabut tiba-tiba menyelimuti sekeliling kami ketika kami naik perahu, lalu suasana menjadi agak gelap. Tapi untungnya kami sudah hampir menepi. jadi ketika kami menepi, ada tetesan-tetesan air yang membasahi kami, seruuu sekali rasanya. Kali ini mestakung bagi kami, karena setelah kami selesai naik perahu dan menepi kembali, hujanpun turun dengan derasnya #alhamdulillah...

 
            Hari sudah mulai beranjak sore setelah kami dari situ patenggang, maka kami putuskan untuk pulang saja karena takut terlalu malam di jalan. Entah kenapa, liburan kali ini rasanya menyenangkan sekali, mungkin ini pelampiasan tingkat akhir kali ya, setelah semua beban rasanya sesak di dalam dada, maka liburan kali inilah menjadi media penyaluran beban kami. Rasanya bebas sekali meskipun beberapa hari kemudian kami harus menghadapi ujian tengah semester, ujian skripsi, dan ujian hidup #fiuhhh....
            Keesokan harinya, yakni hari senin kami harus pulang kembali ke dunia nyata di Bogor. Sebenarnya masih ingin berlama-lama di Bandung, jalan-jalan dan makan-makan. Tapi teman kami yang bernama Arya –lo lagi lo lagi- menjadi ketua Qurban di Fakultasnya, jadi dia harus menjaga kambing-kambing di Fakultasnya yang akan disembelih pada hari raya idul adha esok lusa (hari selasa). Demi menghargai teman kami yang satu ini dan demi kekompakan tim, kamipun ikut pulang. Belajar dari pengalaman sebelumnya, kami akhirnya memilih menunggu bus kedua yang berlabel MGI untuk pulang ke Bogor. Alhamdulillah busnya dingin berAC dan kami sampai tepat waktu di Bogor.

Kemanakah kita selanjutnya kawan? Let see... ^.^

0 komentar:

Posting Komentar