Departemen memutuskan bahwa untuk
kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) bagi
angkatanku hukumnya sunnah. Artinya kami diberi kebebasan untuk memilih KKP,
magang, ataupun berlibur di rumah. Mendengar keputusan tersebut, aku
benar-benar tidak suka. Sebab, hal tersebut justru membuatku bimbang harus
memilih yang mana. Akhirnya aku mulai mencari info siapa saja teman-temanku
yang ikut KKP atau magang. Usut puya usut, ternyata bagi yang memilih KKP, akan
masuk sks. Wah,,,lumayan tuh,,,akhirnya, sedikit mantap aku memutuskan untuk
mendaftar KKP. Daerah yang aku pilih adalah Jambi atau Garut. Namun, ternyata
akhirnya aku ditempatkan di Garut. Semoga saja ini yang terbaik ya
Allah...amin...
Setelah ujian akhir semester
berakhir, ada jeda sekitar satu minggu menuju KKP. Sedih sekali saat itu,
adikku ada fieldtrip ke Bali, si Ulfi mau pulang ke Madura. Huft... aku ngapain
ya di kosan? Akhirnya aku memutuskan untuk menelpon ibu. Pas aku cerita bahwa
aku sendirian di kosan, beliau bilang “ya udah pulang aja” waoww...beneran nih?
Asyikk...akhirnya aku langsung caoo...memesan tiket kereta. Tapi, sayang
banget,,,malam sebelum aku pulang ke Madura, aku dan Ulfi mengalami kecelakaan
motor, lututku luka, dan ada beberapa lebam di badan. Alhasil... aku pulang
dalam keadaan badan yang remuk #ngilu. Selama di kereta, aku dan ulfi
benar-benar merasa remuk di sekujur badan, sampai mengangkat tanganpun terasa
ngilu semua. Tapi... keetika ingat bahwa tujuan kami adalah pulang, semua
terasa ringan kembali.
Beberapa hari berada di rumah
membuat semangatku benar-benar kendor untuk mengikuti KKP, tidak ada semangat.
Sampai-sampai, aku merasa menyesal kenap aku memilih KKP, kenapa ga memilih
libur aja. Sempat berencana untuk membatalkan KKP, tapi teman-teman kembali
mengingatkan bahwa banyak hikmah yang bakal aku dapat di KKP ini. setelah
dipikir-pikir sih, jika aku membatalkan KKP, maka aku akan merusak sistem. Okelah... akhirnya aku tetap bertahan
untuk tetap memilih KKP. Ya Allah..semoga ini memang yang terbaik...amin...
Aku ditempatkan di desa Sirnasari,
Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut bersama 5 orang teman lainnya. Namun, satu
orang temanku memilih pindah tempat karena dia sudah memiliki anak yang masih
berumur 1 tahun, jadi jumlah tim kami menjadi 5 orang saja. Puji syukur aku
panjatkan kepada Allah... karena aku mendapatkan teman-teman yang benar-benar
enak dan kompak. Jadi, tidak ada masalah untuk teman satu tim.
Kebrangkatan menuju tempat KKP
menurut rencana awal adalah jam 4 pagi teng sudah berangkat. Namun, karena ada
beberapa kendala, akhirnya keberangkatan ditunda menjadi jam 11 siang -oke-.
Perjalanan menuju Garut tak disangka-sangka, ternyata membutuhkan waktu yang
cukup lama. Bukan karena jarak, tapi karena macet di daerah puncak. Sehingga
kami baru sampai di kecamatan Samarang pada jam 11 malam -lama banget kan?-.
semua rencana awal dimana seharusnya ada acara penyambutan di Kecamatan,
menjadi gagal. Semua teman-teman mulai menghubungi kepala desa atau sekretaris
desa masing-masing untuk meminta jemput di kecamatan. Sialnya, sekdes desa ku
tidak dapat dihubungi karena hp-nya tidak aktif -huft-. Alhasil, kata dosen,
kami disarankan tidur di kantor kecamatan, di lantai yang tidak alas apa-apa,
ditambah lagi daerah Garut yang hawanya sangat dingin semakin membuatku merasa
terlantar di daerah ini -sabar-.
Tapi,,, tak tau kenapa aku selalu
merasa pertolongan Allah itu dekat. Dosen kami berinisiatif menghubungi
perangkat desa, dimana belakangan kami ketahui beliau adalah sekdes yang baru. Dan
beliau datang menjemput kami, alhamdulillah ya Allah... Kami naik mobil sewaan
ke desa, dan kami menginap sementara di rumah bapak sekdes yang menurutku
lumayan bagus. Sebelum tidur, kami dibuatkan tes manis hangat oleh ibu sekdes,
hm,,,enak,,,hangat,,, tidak hanya itu, pas bangun tidur dan selesai shalat
subuh,,, ibu sekdes menyiapkan sarapan untuk kami, alhamdulillah... sekitar jam
8 pagi, kami pindah ke tempat penginapan kami, tempatnya enak banget.... semua
fasilitas lengkap, kami tinggal pake aja. Alhamdulillah ya Allah...
Selama di tempat KKp ini, aku dan
teman-teman memutuskan untuk memasak sendiri. Oh ia, perkenalkan dulu
teman-teman KKPku. Ada 2 laki-laki, yaitu Taufiq dan Ari. Sedangkan 2
perempuannya adalah Dewi dan Puti. Kami memilki tugas masing-masing. Aku dan
Dewi bertugas memasak lauk, Ari memasak nasi, Taufiq nyuci piring, dan Puti
yang kebetulan tidak makan nasi bertugas
bersih-bersih rumah. Aku benar-benar merasa menjadi ibu rumah tangga
selama di KKP ini. bangun pagi-pagi buat masak sarapan, lalu nanti sekitar jam
4 sore memasak lagi untuk makan malam #CieeLatihan.
Selama di desa Sirnasari ini,
kami banyak berkomunikasi dengan kepala desa dan perangkat desa. Alhamdulillah,
mereka sangat terbuka dan selalu bersedia mengantar kami apabila kami meminta
bantuan untuk di antar ke temapat yang ingin kami kunjungi. Hal yang paling
menyenangkan adalah tadi malam, ketika kami pertama kali melaksanakan shalat
taraweh. Saat itu, masjid dipenuhi oleh para jamaah, ketika shalat taraweh
selesai, ketua DKM mempersilahkan kami untuk berkenalan di depan para warga. Para
warga sangat ramah menyambut kami. Setelah taraweh selesai, seluruh jamaah
saling bersalaman untuk saling meminta maaf. Dinginnya malam itu terasa hangat
karena suasana kekeluargaan yang terjalin di RW 08 desa Sirnasari.
Semoga... kegiatan KKP di desa
Sirnasari ini berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat di desa
ini. amiin...ya Robb...
0 komentar:
Posting Komentar