Subscribe:

Rabu, 25 Desember 2013

Memperbaiki Target

Target, setiap orang memilki target yang berbeda-beda dalam hidupnya. Target inilah yang terkadang menjadi motivasi tersendiri yang membuat seseorang bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan menuju target yang diharapkan. Target jangka panjang dapat diartikan sebagai cita-cita, target jangka panjang ini terkadang berubah- ubah sesuai jamannya. Jika ada target jangka panjang, maka pasti ada target jangka pendek. Aku tak tau, sebenarnya indikator panjang dan pendek di sini berdasarkan berapa lama, 5 tahun, 10 tahun atau bahkan lebih?.
            Berbicara tentang target memang tidak ada bosannya. Saat ini, aku tidak ingin membahas tentang target jangka panjang yang katanya masih jauh dan lama (katanya). Aku hanya ingin mengingat kembali tentang target dalam kegiatanku selama ini. Sebagai seorang mahasiswa, ada satu kegiatan yang rutin aku lakukan, yakni Belajar. Belajar memang aku lakukan setiap hari, tetapi frekuensinya akan semakin sering ketika ujian akan berlangsung. Ada satu hal unik yang berbeda di departemenku dengan departemen lain. Setelah ujian berlangsung, biasanya satu atau dua minggu kemudian, nilai-nilai hasil ujian akan dipampang di mading masing-masing departemen. Tapi, hal tersebut tidak terjadi di departemenku, jangan berharap nilai akan dipampang di mading kecuali nilai-nilai yang bersifat interdept (interdepartemen) karena biasanya pihak departemen akan langsung mengeluarkan huruf mutu di krs setelah ujian akhir.
            Sebenarnya aku tidak suka dengan sistem seperti ini. Merasa tidak adil saja. Karena menurutku, nilai merupakan hak kami. Kami sebagai mahasiswa memilki hak untuk mengetahui berapa nilai ujian kami agar untuk ujian selanjutnya kami memilki target supaya nilai kami menjadi lebih baik lagi. Selain itu, lagsung mengeluarkan huruf mutu di krs setelah ujian akhir juga kurang adil karena kami akan mengalami kesulitan ketika ingin complain apabila nilai yang terpampang tidak sesuai ekspektasi. Awalnya aku sempat ingin protes kepada pihak departemen, tapi saat aku akan masuk ke sekret departemen, ada seorang kakak kelas yang mengingatkanku bahwa sistem ini memang sudah dari dulu, jadi percuma saja meminta nilai dipampang, tetap tidak akan bisa.

            Awalnya sangat kecewa, tapi aku mulai terbiasa dengan sistem seperti ini. setelah ujian tidak perlu memikirkan nilai, tinggal tunggu saja huruf mutu di krs maka huruf mutu itulah merupakan representasi dari hasil belajarku selama ini. aku hanya bisa diam saja ketika teman-temanku dari departemen lain heboh berdiskusi hasil nilai atau berkerumun di depan mading departemen mereka melihat nilai-nilai. Hingga suatu ketika, ada pesan singkat dari seorang sahabat yang mengatakan bahwa salah satu nilai dari mata kuliah kami dipampang di mading departemen, ia juga memberi tahu berapa nilaiku. Ketika membaca pesan singkat tersebut, aku justru merasa janggal. Tumben nilai dipampang? Sebenarnya aku sudah tidak berharap sama sekali nilai-nilai mata kuliahku dipampang. Tapi kali ini benar-benar dipampang. Bagaimana perasaanku?
            Jujur, setelah melihat nilai tersebut dipampang, perasaanku biasa saja. tidak ada yang istimewa. Nilaiku sangat sesuai dengan ekspektasi, lalu?... sekarang aku baru sadar hikmah dibalik peraturan departemenku. Sejak aku mengetahui bahwa departemen langsung mengeluarka huruf mutu di akhir, target belajarku berubah. Aku belajar bukan hanya untuk nilai, sebab nilai tetap tidak akan aku ketahui, target belajarku berubah menjadi untuk paham dan mengerti. Sejak peraturan itu berlaku di departemenku, aku hanya tau bahwa tugasku adalah belajar dan memahami mata kuliah, sebab jika aku paham dan mengerti maka nilai pasti secara otomatis akan baik. Jika paham dan mengerti maka ilmu dari mata kuliah yang aku pelajari akan dapat aku aplikasikan dengan baik dan akan bertahan lama dalam memoriku. Berbeda dengan target belajar untuk nilai, setelah nilai keluar maka target tercapai dan ilmu pun akan terlupakan. Tenyata di situlah peraturan departemenku yang baru aku aku sadari ketika di tingkat akhir ini.

            Target memang menjadi pemicu semangat, tapi jangan lupa yang terpenting adalah target yang disusun haruslah target yang baik. Jika target baik maka teruskanlah, tapi jika disadari bahwa target kurang baik, maka perbaikilah.  Selain memperbaiki target, memperpendek target juga sangat penting. Sebab terkadang kita tertipu oleh kata target jangka panjang, sehingga karena kata panjang inilah kita selalu mengira bahwa target itu masih jauh dan masih lama. Padahal, ketika membiarkan waktu berlalu, tak terasa sudah amat sangat dekat bukan?. 

0 komentar:

Posting Komentar