Setelah dipikir-pikir,
ternyata setiap dari kita adalah seorang Duta. Menjadi apapun kita, dalam profesi maupun kedudukan
apapun. Baik yang kecil maupun yang tinggi sekalipun. Kita sebagai Duta memilki
peran yang amat sangat penting, sebab baik buruknya pandangan masyarakat
terhadap suatu profesi atau kedudukan sangat bergantung pada sikap dan
pembawaan kita sebagai Duta. Jika Duta bersikap baik, maka profesi dan
kedudukan tersebut akan mendapatkan label baik, begitu pula sebaliknya. Analoginya
sederhananya akan aku gambarkan dalam beberapa penjelasan selanjutnya.
Seorang pengemis merupakan duta bagi
pengemis yang lain. Akhir-akhir ini santer sekali berita tentang pengemis kaya
yang menjadikan mengemis sebagai profesi, bukan karena suatu keterpaksaan. Bahkan,
ada sebuah media yang mengkalkulasi bahwa pendapatan pengemis hampir mencapai 9
juta per bulan -sangat menakjubkan-. Adapula media yang mengabadikan foto
pengemis kaya yang berpose di depan mobil pribadinya. Akibat tingkah pola sang
pengemis yang satu ini, banyak sekali orang yang geram dan tidak percaya lagi
pada para pengemis. Padahal bisa saja ada orang yang mengemis karena
benar-benar butuh dan terpaksa, namun karena perbuatan pengemis lain yang telah
banyak menipu, sehingga para pengemis lain yang jujur dan benar-benar butuh ini
menjadi terdzolimi karena perbuatan pengemis lainnya yang tidak jujur. Bahkan,
aku pun semakin enggan bersedekah pada para pengemis karena kepercayaanku pada
mereka telah semakin pupus. Penyebab hal ini tidak lain karena beberapa orang pengemis
tidak bertanggung jawab, padahal ia merupakan Duta bagi para pengemis lainnya.
Tak hanya pengemis yang mendapatkan
label negatif akibat perbuatan duta-dutanya. Di negeriku ini, tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) juga
semakin luntur. Sebab, sangat sering masyarakat melihat di berbagai media bahwa
para anggota DPR ini tidak menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Seakan-akan
para anggota DPR ini hanya banyak berceloteh dan kurang memperjuangkan
kepentingan rakayat, tidak sesuai dengan namanya. Beberapa dari anggora DPR
terlibat kasus Korupsi, Skandal, bahkan tindakan asusila. Padahal tidak semua
anggota DPR seperti itu, adapula anggota DPR yang benar-benar bekerja sepenuh
hati untuk meperjuangkan nasib rakyat. Namun, karena perbuatan sebagian yang
lain, semua anggota DPR mendapatkan label yang negatif dari masyarakat. Hal ini
disebabkan karena sebagian Duta berbuat negatif, sehingga yang lainnya menjadi
korban.
Contoh profesi lainnya adalah
mahasiswa, sang agen perubahan dan dikenal sebagai kaum intelektual. Seorang mahasiswa
merupakan duta bagi mahasiwa lainnya. Apabila seorang mahasiswa memilki sifat
yang baik, tingkah laku dan tatakrama yang sopan, serta pemikiran yang kritis dan
cerdas, maka masyarakat akan melabel bahwa mahasiswa adalah golongan masyarakat
intelektual yang memilki tatakrama yang baik. Begitu pula sebaliknya, apabila seorang
mahasiswa bertingkah laku buruk, maka masyarakat akan melabel bahwa semua
mahasiswa adalah golongan masyarakat yang memiliki tingkah laku buruk dan tidak
memilki sopan santun.
Begitu pula seorang muslimah. Setiap
muslimah merupakan duta bagia muslimah yang lain. Apabila seorang muslimah
menunjukkan sifat yang baik, anggun, sopan dan cerdas, maka masyarakat akan
memberikan label bahwa muslimah itu adalah orang yang baik, anggun, sopan dan
cerdas. Begitu pula sebaliknya, jika seorang muslimah tidak menjaga tingkah
lakunya, maka tidak hanya ia sendiri yang mendapatkan label buruk, tetapi
muslimah lainnya juga akan mendapatkan label tersebut.
Berdasarkan beberapa pemaparan di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menjadi apapun kita, ingatlah selalu
bahwa kita adalah seorang Duta. Maka bersikaplah layaknya seorang Duta yang
selalu menjaga sikap dan tingkah laku, karena seorang duta membawa kepentingan
banyak orang. Akan sangat membangkakan bukan jika suatu profesi mendapatkan
label baik karena tingkah laku kita sebagai duta profesi tersebut besikap baik?,
tentu saja sangat membanggakan.
0 komentar:
Posting Komentar