"kami tidak butuh orang yang wah,,,karena biasanya mereka lebih ribet dengan pikiran mereka sendiri, lebih baik orang yang simple, santai, dan bersungguh-sungguh. itu saja"
itulah petikan statusku di FB beberapa hari yang lalu, yah mungkin
terdengar menjudge seseorang, padahal tidak. itu adalah ungkapan perasaanku
melihat beberapa hal yang terjadi dan menjadi hal yang dianggap biasa di
kampusku, atau mungkin di masyarakat umumnya telah berlaku seperti itu?
entahlah, yang pasti aku tidak suka dengan sistem sperti itu. sistem apa?
baiklah akan aku rincikan sistem apakah itu.
mungkin aku termasuk orang yang tidak suka "menganggap Wah"
setiap sesuatu (ini hanya berlaku untuk makhluk ya) sebab bagiku setiap orang
itu memilki kelebihan masing-masing yang berbeda dari yang lainnya, jadi untuk
apa membedakan kalau yang ini Wah dan keren sedangkan yang lainnya cemen, tidak
berkualitas dan lain-lain.
sepertinya tulisan ini makin membingungkan, maaf sebelumnya mungkin
karena aku menulis dalam keadaan yang penuh luapan emosi yang bercampur aduk
-he-. perasaan ini mulai aku rasakan ketika aku berdiskusi dengan dua orang
kakak kelasku di sebuah stand Penyambutan mahasiswa baru. 2 kakak kelasku ini
memang termasuk orang yang kocak namun pemikiran mereka sangat mendalam
-kritis-. awalnya percakapan dimulai dengan gaya bercanda "Ala kami"
anak madura apabila bertemu satu sama lain. namun gelak tawa dan bercandaan
kami terhenti ketika 2 kakak kelasku ini melihat sesuatu yang aku pakai -something-.
melihat something mereka langsung saja mem-bullyku. aku yang
telah biasa dengan tingkah kocak dan aneh mereka tidak terlalu menghiraukan
bercandaan mereka. namun, di tengah bercandaan mereka ada kalimat mereka yang
menurutku menarik dan sesuai dengan apa yang ku rasakan selama ini.
"di kampus kita ini, orang yang biasa
dibina dengan cara yang biasa saja pula, sedangkan orang yang sudah bagus, baik
dan telah memilki potensi dibina dengan sangat baik. sehingga gap diantara
mereka menjadi semakin melebar. yang hebat menjadi semakin hebat, sedangkan
yang biasa yah,,,tetap aja biasa saja dan sulit untuk menjadi hebat seperti
yang dibina dengan baik tersebut. itulah yang tidak kami suka dengan sistem di
lingkungan sini"
mendengar mereka berdua berkata seperti itu,
sontak hatiku kaget -meskipun tetap menampakkan muka biasa saja-, itu kan yang
selama ini aku pikirkan. ternyata bukan hanya aku yang berpikiran seperti itu,
kakak kelas 2 tahun diatasku yang telah hampir lulus ini pun juga memilki
perasaan yang sama. astaghfirullah....bahkan mereka menambahkan bahwa
yang mereka katakan itu berdasarkan penelitian mereka selama 4 tahun di kampus.
waduh...mereka yang telah 4 tahun saja belum bisa merubah keadaan ini, apalagi
aku? :(
tidak tahu kenapa aku kurang setuju apabila
menunjuk seseorang di suatu jabatan tertentu itu harus berdasarkan latar
belakang mereka sebelumnya. menurutku ini justru menjadikan mereka yang telah
baik menjadi semakin baik, semakin hebat, dan semakin sempurna. sedangkan di
sisi lain ada orang yang memilki latar belakang biasa saja, namun mereka
memilki keinginan untuk menjadi lebih baik tidak terpilih, sehinga kapan mereka
akan memilki kesempatan untuk menjadi lebih baik dan lebih hebat??? oke,
mungkin seseorang akan berkata mereka yang tidak memilki latar belakang baik
dapat mengalami kegagalan, tidak kompeten, tidak konsisten, dsb. namun
menurutku itu adalah proses belajar, biarkanlah mereka menempuh proses itu,
jatuh, bangun dan keras, agar mereka bisa menjadi pribadi yang siap nantinya.
jika mereka tidak diberi kesempatan, kapan lagi???
kekecewaanku ini akhirnya sedikit terobati setelah
kak Elang Gumilang dalam sebuah seminar kewirausahaan mengatakan bahwa
"ketika memulai usaha, saya rekrut tuh
orang-orang penting yang saya kenal seperti ketua BEM, ketua HIMPRO, dan
ketua-ketaua lainnya. karena saya beranggapan bahwa mereka memilki kualifikasi
yang baik. namun, apa yang saya anggap di awal tidak sesuai teman-teman,
kenapa? karena ketika saya ingin berdiskusi dengan mereka, justru sangat sulit
sebab meraka ada rapat ini lah itu lah. wah...ini tidak bisa dibiarkan.
akhirnya saya mengajak teman-teman saya lainnya yang biasa saja, ternyata
mereka lebih sesuai dengan apa yang saya harapkan sebelumnya. jadi dalam bisnis
tidak perlu orang-orang yang kita anggap hebat, tetapi kita butuh orang yang
mau bersungguh-sungguh "
mendengar kalimat dari kak Elang tersebut, aku menjadi sedikit lega,
ternyata kekhawatiran perasaanku selama ini telah menemukan jawabannya.
ternyata memang benar, orang yang "dianggap wah" terkadang telalu
ribet dengan pikiran mereka sendiri. lebih baik orang yang biasa saja tetapi
penuh dengan kesungguhan.
Wallahu a'lam bisshawab ^_^
kakak kelas siapa?mas arep?
BalasHapussuka sekali sm tulisanmu :)
hehehe...mkasih...
BalasHapusadadeh...mau tauuuuuuuuu aja :p
wahhhhh,,,,bagus :)
Hapusapanya yang bagus ni dan???
Hapusapapun itu,,,maksih ya,,, :D