“kejarlah akhiratmu seakan-akan kau akan mati besok, dan kejarlah
duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya”
Ingat
mati, itulah yang kadang terlupakan dalam keseharianku. Selalu merasa bahwa aku
akan bisa membuka kedua mataku di esok hari. Sehingga apa yang aku prioritaskan
seolah-olah hanya dunia semata. Padahal, bukankah setiap yang bernyawa pasti
akan merasakan kematian? Dan yang tau kapan kita akan mati hanyalah yang Maha
tahu, yaitu Allah SWT.
Allah
mengingatkanku tentang mati melalui kejadian yang aku alami hari ini. Pagi ini
aku memilki agenda jalan-jalan bersama anak-anak GASISMA (Keluarga Mahasiswa
Madura) ke Kebun Raya Bogor (KRB). agenda ini kami lakukan untuk mengajak
adek-adek mahasiswa baru untuk refreshing setelah ujian. Aku dan beberapa
temanku berencana berangkat agak telat ke KRB karena kami masih ingin sarapan
dulu.
Ketika
kami tiba di sana, salah satu temanaku mengatakan bahwa salah satu adek omda
kami (namanya Ismi) mendapat musibah. Kami pun langsung kaget, musibah apa??? Temanku
langsung bercerita bahwa adek laki-laki Ismi meninggal dunia karena kecelakaan
(innalillahi wa inna ilaihi rojiuun). Aku dan teman-temanku langsung pergi
menghampiri Ismi. Di sana, aku melihat Ismi menangis sedih dikerumuni
teman-teman lain yang berusaha menguatkannya.
Aku
langsung menghampiri Ismi dan memegang bahunya (sabar ya dek…). Tak terbayang bagaimana
perasaannya saat itu. Awalnya, kami semua pergi ke KRB berencana untuk
jalan-jalan menghilangkan penat, dimana seharusnya tertawa senang bersama
teman-teman. Ternyata harus menangis karena mendapatkan musibah seperti itu.
Salah
satu temanku mengatakan bahwa Ismi akan langsung pulang ke Madura hari itu
juga. Alhamdulillah,,, meskipun kami jauh dari orang tua dan tidak memilki
sanak famili di tanah rantau ini, kami masih memilki GASISMA yang telah menjadi
keluarga kami di sini. Aku sangat terharu saat melihat teman-teman GASISMA
begitu cekatan saling membantu mencari kebutuhan Ismi. Ada yang membeli tiket
pesawat, ada yang menenangkan Ismi, ada yang menyediakan makanan dan minuman
untuknya agar tidak perlu membeli di jalan. Pokoknya terharu banget melihat
semua itu. Subhanallah,,,terimakasih ya Allah…
Setelah
semua siap, ada beberapa orang yang mengantar Ismi ke Bandara. Dadaku terasa
sakit melihat Ismi, adekku juga sampai gemetaran saat itu. Karena kami sebagai
anak rantau tentunya akan sangat sensitif ketika disinggung tentang keluarga,
apalagi ada musibah seperti ini. Pastinya masing-masing dari kami akan berpikir
“bagaimana kalau kami seperti itu???”
Adek
laki-laki Ismi yang meninggal tersebut masih kelas 4 SD. Salah satu teman dekat
Ismi bercerita bahwa adek laki-laki Ismi lari pagi bersama teman-temannya. Layaknya
anak kecil, mereka saling bercanda gurau di jalan. Nah, saat bercanda gurau
itulah ada sebuah truk yang menyerempet adeknya. Karena kejadian tersebut,
adeknya mengalami gagar otak dan harus dilarikan ke Rumah Sakit di Surabaya. Ketika
di RS Surabaya itulah adeknya menghembuskan napas terakhir. Innalillahi Wa Inna
Ilaihi Rojiuun…
Salah
satu yang membuatku terenyuh mendengar cerita tersebut adalah, Ismi merasa
punya hutang pada adeknya karena dia memilki janji untuk memberikan hadiah
ulang tahu untuk adeknya, tapi belum bisa ia memenuhi janji itu, adeknya sudah
tiada. Ya Allah… semoga adeknya tidak menganggap itu sebagai hutang yang akan
membreratkan Ismi, kalau memang janji itu harus dipenuhi semoga Ismi dapat
memenuhi janjinya di SurgaMu nanti amin…
Terimaksih
ya Allah telah mengingatkan aku tentang mati melalui peristiwa hari ini. Ketika
mengingat tentang mati, hilanglah semua rasa sombong dalam hati. Aku menjadi
sadar akan ketakberdayanya diri ini. Maafkan aku Bapak, Ibu, dan
saudara-saudaraku, serta teman-temanku jika aku pernah menyakiti hati kalian. Maafkan
aku jika selama interaksi kita ada
kata-kata atau perbuatanku yang menyinggung perasaan kalian. Maafkan aku jika
selama ini aku bersikap seenaknya terhadap kalian. Maafkan,,,maafkan,,,maafkan
aku,,,
0 komentar:
Posting Komentar