Terkadang,
ada beberapa hal yang lebih baik kita hindari karena dengan melihatnya justru
akan mengacaukan kinerja pikiran. Meskipun hanya sekali atau sekilas, butuh
waktu yang cukup lama untuk menghapuskannya dari memori otak. Untuk hal-hal
yang bersifat kurang positif dan memilki karakter seperti ini, aku memilih
untuk tidak melihat atau menghindar saja, mencari aman lebih tepatnya. Tak apalah
aku dijuluki ‘si penakut’, ‘cupu’ atau panggilan lainnya oleh rekan-rekanku
yang menganggap sikapku ini berlebihan. Aku tak peduli, lebih tepatnya aku
berusaha tak peduli, sebab jika aku memaksakan maka hal-hal itu akan terus
terbanyang dan mengganggu aktivitasku.
Aku sangat anti menonton film-film
sadis seperti pembunuhan, psikopat atau film seram seperti film hantu dan
monster-monster yang menakutkan. Bagiku, film-film seperti itu dapat membawa
dampak negatif dalam kehidupanku. Aku takut saja, apabila aku menonton
film-film sadis yang menceritakan pembunuhan oleh psikopat, aku akan meniru
cara-cara yang dilakukan oleh psikopat dalam film tersebut. Bisa saja bukan? Sebab
pada dasarnya, manusia merupakan makhluk peniru. Bisa saja aku melakukan hal-hal
tak terduga karena terinspirasi dari film yang aku tonton. Aku tidak ingin
menjadi peniru hal-hal yang dilakukan psikopat dalam film tersebut. Berlebihan?
Mungkin ia, rekan-rekanku sering berseloroh bahwa aku berlebihan. Tapi aku
tetap saja tak mau terpengaruh, bagiku lebih baik mencegah daripada kadung
terjadi -haha-.
Ketika aku kecil, aku sering sekali
nonton film sadis. Tapi, semakin beranjak dewasa, tak tau kenapa aku semakin
takut saja. alasan-alasan di atas pun semakin memperkuat niatku untuk tak
menonton film jenis sadis. Dan aku akui, waktu untuk melakukan pemulihan
terhadap pikiranku setelah nonton film sadis tak cukup satu atau dua hari, tapi
mingguan -ckckck-.
Berbeda dengan film sadis dan seram, aku gemar sekali nonton film atau
drama korea (korsel). Ceritanya memang kebanyakan tentang cinta, tapi
pengemasan prosesnya unik. Ada konflik, menguras perasaan, dan ada bumbu-bumbu
komedi juga sehingga penonton menjadi tak mudah bosan selama menonton. Tapi,
biasanya dalam drama atau movie korea pasti ada adegan kissing, kayaknya adegan ini adalah adegan yang kudu dan harus ada serta
tak boleh ketinggalan agar semakin membuat penonton terpukau. Sayangnya, aku
tak suka adegan yang satu ini. entah kenapa, aku tak rela saja mataku melihat
adegan seperti itu. disadari atau tidak, melihat adegan kissing di film atau drama dapat membawa dampak negatif. Strategi yang
aku lakukan jika ada adegan itu adalah dengan menutup layar laptop dan menunggu
sampai selesai atau jika sedang nonton di bioskop adalah dengan menutup mata,
sebab tak mungkin kan menutup layar bioskop -haha-
Kenapa aku memilih menutup layar
atau menutup mata? Karena aku takut, aku takut dengan melihat adegan itu, aku
menjadi terbayang-bayang dan mengganggu aktivitasku. Padahal sebenarnya,
menurutku tanpa adanya adegan tersebut pun, esensi film atau drama tetap tak
berkurang kok. Aku turut kasihan saja pada para pemeran dalam film atau drama
tersebut. Bagaimana perasaan pasangan aslinya jika melihat hal tersebut ya? Sedih,
marah, atau biasa saja? tak tau lah. Tapi aku yakin, pasti ada rasa tak rela
dalam hati melihat pasangan mereka dengan orang lain -haha-.
Karena aku takut, aku menghindar. Karena
aku takut, aku mencari aman. Karena aku takut, aku memilih tak melihatnya saja.
sebab jika aku melihat, maka aku akan memikirkan. jika aku melihat, aku akan
terbayang. Jika aku melihat, aktivitasku akan terganggu dan butuh waktu yang
cukup lama untuk mengembalikan pikiranku seperti sedia kala. Jadi, lebih baik
menghindar atau tak melihat agar tak takut dan tak memerlukan waktu pemulihan
pikiran yang cukup lama.
0 komentar:
Posting Komentar