Subscribe:

Kamis, 27 Desember 2012

Salah Satu Bentuk Main-Main


 "Menurutku Ga ada bedanya punya pacar atau tidak, karena pacaran itu adalah salah satu bentu main-main. Kalau mereka memang serius, mereka ga mungkin melakukan perbuatan yang namanya pacaran. Jadi, seseorang yang sudah punya pacar di sana lalu mau pacaran lagi di sini, itu sama saja. Sama-sama bentuk main-main karena dalam pacaran itu tidak ada ikatan apapun yang sah.”
           
          Kata-kata dari adek kelasku ini masih terus terngiang-ngiang dalam pikiranku sampai saat ini. Mutlak benar, pacaran memang salah satu bentuk perbuatan main-main dimana dalam prosesnya banyak dikendalikan oleh syaitan yang terkutuk. Mereka memang selalu akan menggoda manusia untuk melakukan perbuatan yang dilarang agama.
          
aku heran deh kalo orang pacaran itu dinasehati, mereka mesti bilang kami ga ngelakuin apa-apalah, kami pacaran serisulah, bahkan parahnya lagi malah bilang pacaran islami.  mana ada pacaran yang serius? Kalau memang serius, ya sudah menikah saja. Belum siap? Ya sudah ga usah pacaran. Bukannya di al-qur’an dan Hadist sudah jelas dinyatakan jauhilah zina dan segala penyebabnya. Kalau belum siap menikah, puasa saja. Pacaran ga ngapa-ngapain atau pacaran islami? Geram sekali mendengar orang menyandingkan kata islam dengan perbuatan yang tidak islami. Kalau istilah pacaran islami ini dibiarkan, maka akan muncul istilah-istilah dosa lainnya yang disandingkan dengan nama islam, seperti mabuk islami, judi islami, bahkan zina islami. Kamu mau seperti itu?

           Itu adalah nasehat yang diberikan oleh seseorang untuk seseorang. Jika aku menjadi orang yang dinasehati seperti itu, aku tentu akan sangat merasa malu, malu pada orang tersebut, malu pada teman-teman, dan pastinya malu pada Allah. Kenapa begitu susahnya meninggalkan perbuatan yang dilarang Allah, pada itu semua untuk kebaikan kita sendiri. Berapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, bahkan banyak hal yang telah Allah berikan kepada kita tanpa kita pinta dari-Nya. Kita mungkin tidak pernah meminta kepada Allah untuk dilahirkan dari keluarga yang baik. Tapi, Allah memberikannya bukan?. Lalu, Kita mungkin tidak pernah meminta untuk dijadikan anak yang soleh tau solehah, tapi Allah memberikan-Nya bukan? Masih banyak lagi nikmat yang Allah berikan tanpa kita pinta. Tapi, kenapa tak bisa meninggalkan perbuatan yang dilarang-Nya?

            Ada yang mencoba mencari pembenaran dari pacaran dengan mengatakan bahwa benar-benar tidak bisa meninggalkan pacaran karena dengan berpacaran akan semakin termotivasi untuk belajar. Aku juga sempat heran pada kasus yang satu ini. Sebenarnya, rasa suka atau cinta itu mah sudah fitrah dan pasti ada pada setiap diri manusia. bergantung bagaimana seseorang me-manage rasa itu dan bagaimana seseorang mengendalikan hawa nafsunya. Termotivasi? Kenapa begitu gampang mengatakan sang pacar yang masih belum pasti akan menjadi pasangan hidupnya sebagai sumber motivasi? Kenapa bukan orang tua? Kemana orang tua yang selama ini berjasa padanya, merawat dirinya dari kecil, serta yang selalu mendoakan dirinya dalam tiap sujud mereka? Memang nafsu dapat menutupi kebaikan yang terang sudah nyata.
 
            Kenapa ga boleh pacaran? Plis donk… siapapun udah tau kali alasannya kenapa. Kamu sudah tau kan kalu pacaran itu dosa?  “ia tau…tapi kalu udah sayang susah dil….”. udah tau dosa, masih aja dikerjain, ustadku pernah mengatakan bahwa barang siapa yang melakukan perbuatan dosa, sedangkan ia tau bahwa yang dikerjakannya itu dosa, maka dosanya menjadi 2 kali lipat -hayo loh…-. Udah terlanjur sayang? Itu akal-akalan syaitan saja kawan, mereka tidak mau kalian menjauhi perbuatan dosa. Kita masih muda, Kita masih akan bertemu dengan banyak orang, pergi ke banyak tempat, dan merasakan banyak suasana, bisa saja nantinya rasa sayang yang kita anggap hanya untuk orang itu, ternyata berpindah kepada orang lain di tempat yang berbeda dan suasana yang berbeda. Bukankah hati mudah berbolak balik? Bagaimana jika orang yang terlanjur kau sayangi dan telah kau jadikan kekasih itu nantinya tidak kau sayangi lagi karena hatimu berpindah pada yang lain? Lalu, rasa sayangmu yang baru ini lebih besar dari pada rasa sayangmu pada orang sebelumnya? Bagaimana? Memutuskan hubungankah? Lalu bagaimana jika di sisi lain kekasihmu masih amat sangat menyayangimu. Apakah kau memikirkan perasaannya ketika kau tinggalkan ia demi yang lain? Bukankah itu mendzolimi? Bukankah itu perbuatan dosa lagi?
 
            Apapun alasannya, apapun pembenarannya, bagaimanapun caranya, pacaran adalah salah satu bentuk main-main, perbuatan dosa yang dilarang agama, tak ada keseriusan, tak ada komitmen yang jelas, apalagi unsur islami. Ya Allah jauhkanlah aku, keluargaku, dan teman-temanku dari perbuatan dosa yang engkau larang. Amin…

*lelaki sejati tidak akan pernah memetik bunga yang belum mekar pada waktunya :)

             

5 komentar:

  1. ekhem,
    contoh-contoh pelakunya lumayan frontal tapi Ajiiiiib nya.
    hahahaha ^^d

    BalasHapus
  2. emang sengaja sist,
    kita udah mahasiswa kalee... udah pada ngerti
    ga jaman main halus2an untuk hal yang penting
    hehehe..

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. wah tepat sasaran reh mbk,
    tapi kurang setuju sama komen terakhir "g jaman main halus-halusan untuk hal yang penting"
    Aku pernah baca kalo Rasullah itu dalam berdakwah beliau melayani dan bukan menggurui... :)
    #setuju banget sama note terakhir

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke deh,,maksih koreksinya :)
      maaf kemaren lagi panas pas nulisnya hehehe :D

      "sampaikan dengan perkataan yang baik"

      Hapus